Mohon tunggu...
Fahmi Lathif
Fahmi Lathif Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk keabadian

email: fahmilathif08@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kecemasan Pendidikan

28 Juli 2021   06:46 Diperbarui: 29 Juli 2021   00:27 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Raut muka ceria dan bahagia tergambar jelas diwajah siswa. Mereka datang berjalan kaki dari rumah ke sekolah dengan hati riang. Ada yang berjalan tergesa-gesa takut terlambat, ada yang berjalan santai dengan penuh serius, ada juga yang tidak sarapan pagi karena terlalu bersemangat ingin ke sekolah, ada juga sampai rela membeli baju baru walaupun keuangan cukup demi bisa bersekolah. Gambaran tersebut merupakan cerminan betapa sekolah sangat dirindukan oleh siswa. Mereka menaruh harapan besar, "kapan kita bisa sekolah bu guru? Kapan kita belajar bersama bu guru? Mereka menunggu jawaban.

Sudah satu tahun lebih pandemi virus Covid-19 ini melanda negeri ini. Hampir separuh tatanan sosial porak poranda termasuk pendidikan. Pendidikan yang dulunya menjadi garda terdepan dalam membangun mental generasi muda kini hanya sebatas kertas layu. Ibarat sebuah kertas, pendidikan hanyalah goresan kosong, tidak memiliki kata atau kalimat bahkan paragraf sekalipun. Disebut kosong karena tidak ada cerita tentang indahnya belajar, semangatnya siswa bersekolah, dan nilai. Semuanya hampa tak bernyawa.

Dibalik kekosongan itu, angin segar pun mulai terasa sejak adanya kebijakan pemerintah tentang belajar daring atau online. Belajar daring ini dimaksukan untuk menjembatani belajar antara guru dan siswa. Kegiatan ini hanya dilakukan dengan bantuan smartphone atau laptop yang diakses ke jaringan internet. Interaksi pembelajaran pun hanya menggunakan  smartphone tanpa tatap muka secara langsung. Pemberian mata pelajaran, diskusi, dan penilaian hanya dilakukan secara online.

Kelemahan ini muncul seiring dengan berjalannya kegiatan belajar daring. Apalagi kegiatan belajar daring ini sudah dilakukan lebih dari satu tahun. Hal itu menimbulkan rasa jenuh siswa dalam belajar seperti malas mengerjakan tugas, lebih asik game daripada belajar, dan kesulitan mengakses materi karena terkendala jaringan internet. Kelemahan inilah yang akan menjadi akar rendahnya mutu kualitas pendidikan kita.

Kecemasan seperti ini harus kita pikir dan diskusikan bersama bahwa kita harus segera berbenah. Pendidikan kita harus segera diperbaiki, mulai dari menerbitkan kurikulum khusus, sarana dan prasarana penunjang kegiatan pembelajaran yang bermutu, dan membangun ruang belajar yang nyaman untuk membantu siswa kesulitan belajar. Namun semua itu butuh keseriusan dari semua pihak untuk peduli memberi solusi terhadap masalah tersebut.

Semoga pandemi ini segera hilang dari negeri tercinta ini dan cahaya keceriaan tumbuh kembali diwajah siswa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun