Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesan Alam dalam Angka 168, dan Situasi Terkini Tanah Air

9 Oktober 2020   00:21 Diperbarui: 9 Oktober 2020   00:43 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari sejak masa kuno, angka 168 dikenal sebagai angka khusus yang merepresentasi durasi waktu atau periode.

Dalam tradisi Cina, dikenal frasa "yi lu fa" yang homofon dengan penyebutan "168". Frasa "yi lu fa" sendiri berarti "satu jalan kemakmuran" atau  dengan makna lain "keberuntungan sepanjang jalan".

Dalam perkembangannya, angka 168 kemudian direkam dalam permainan domino, di mana jumlah titik yang terdapat dalam kartu domino memang berjumlah 168.

Di masa modern ini, kita mengenal 168 sebagai jumlah jam dalam seminggu (7x24). Menjadi judul buku Laura Vanderkam , "168 Hours," yang terbit di sekitar tahun 2010.

Lalu dari manakah sesungguhnya pemahaman 168 ini berasal?

Kuat dugaan saya jika "pemahaman 168" timbul dari pemahaman orang terdahulu tentang durasi waktu kehidupan umat manusia di muka bumi ini. Berikut ini penjelasan saya untuk dugaan tersebut, yang saya pahami setelah mencermati bunyi beberapa ayat dalam Al Quran.

Sebagai awalan, kita terlebih dahulu harus mencermati perbandingan waktu di dunia dan waktu di akhirat. Untuk hal ini, ada 3 ayat dalam Al Quran yang umumnya menjadi rujukan orang muslim, yaitu:

Qs. As Sajdah ayat 5: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.

Qs. Al Ma'aarij ayat 4:  Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.

Qs. Al-Hajj ayat 47: Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.

Para ahli biasanya lebih memilih merujukkan perhitungannya pada surat As Sajdah ayat 5 dan Al Hajj ayat 47 yang menyebutkan perbandingan "sehari di akhirat sama dengan seribu tahun di dunia". 

Saya pribadi lebih memilih merujuk pada surat Al Ma'aarij ayat 4. Saya melihat bahwa kata "sehari" yang disebutkan dalam ayat ini mesti diasumsikan sama dengan 12 jam, karena untuk 24 jam, dalam hemat saya tentulah mesti disebutkan sebagai sehari semalam. 

Jadi kita berhitung "50 ribu tahun di dunia" sama dengan "12 jam di akhirat," yang berarti 1 jam di akhirat  = 4.166 tahun di dunia (50,000 tahun : 12 jam = 4.166)

Atau  1 menit di akhirat = 69.4 tahun di dunia (4.166 tahun : 60 menit = 69.4), 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun