Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Indonesia Berduka: Tinjauan Situasi dan Penyebab Bencana Alam

25 Maret 2024   19:38 Diperbarui: 25 Maret 2024   19:41 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://news.detik.com/foto-news/d-7249148/foto-udara-banjir-di-demak-yang-putuskan-jalur-pantura

Pengantar 

Indonesia, negara kepulauan yang terletak di cincin api Pasifik, kembali menghadapi tantangan berat akibat bencana alam. Dalam dua bulan terakhir, negara ini telah dilanda serangkaian bencana hidrometeorologi, termasuk banjir, longsor, dan gempa bumi, yang telah menyebabkan kerusakan signifikan dan mempengaruhi kehidupan banyak orang.

Tidak terbayangkan bagaimana kesulitan yang mereka hadapi pada bulan Ramadan sekarang. Sebagian mereka telah kehilangan sanak saudara dan sebagian lagi kehilangan tempat bernaung. Ribuan dari mereka tinggal di pengungsian. Sungguh Ramadhan yang berat.

Situasi Banjir di Berbagai Wilayah

Di Aceh, banjir bandang telah menyebabkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur. Sementara itu, di Sumatra Barat, banjir dan tanah longsor telah menewaskan puluhan orang. Di Pulau Jawa, khususnya di daerah pesisir utara, banjir telah berlangsung lebih dari seminggu, dengan beberapa distrik terendam air. Demak, sebuah kabupaten di Jawa Tengah, mengalami banjir serius setelah enam bendungan jebol. Di Jakarta, masalah penurunan tanah dan banjir kronis telah menjadi sorotan utama, dengan beberapa wilayah mengalami banjir akibat hujan lebat.

Penyebab Banyaknya Bencana Alam

Penyebab utama dari banyaknya bencana alam yang terjadi di Indonesia adalah kombinasi dari faktor alam dan manusia. Curah hujan yang tinggi selama musim hujan, letak daratan yang rendah, erosi dan sedimentasi sungai, kapasitas sungai yang kecil, dan pasang air laut merupakan beberapa faktor alam yang berkontribusi terhadap banjir.

Aktivitas tektonik juga memainkan peran penting, dengan Indonesia yang berada di daerah rawan gempa. Faktor manusia, seperti penebangan hutan dan pembangunan di kawasan resapan air, juga memperparah situasi.

Faktor Manusia dalam Memperparah Bencana Alam di Indonesia

Indonesia, yang terletak di cincin api Pasifik, sering mengalami bencana alam seperti banjir, longsor, dan gempa bumi. Namun, faktor manusia juga berperan besar dalam memperparah dampak bencana alam ini. Kebijakan pemerintah, pengelolaan sumber daya alam, dan perilaku masyarakat secara keseluruhan dapat meningkatkan risiko dan memperburuk konsekuensi dari bencana alam.

Kebijakan Pemerintah dan Pengelolaan Sumber Daya Alam

Kebijakan pemerintah yang tidak memadai dalam pengelolaan lingkungan sering kali berkontribusi pada kerentanan terhadap bencana alam. Misalnya, izin pembangunan di daerah rawan banjir atau tanah longsor tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan dapat meningkatkan risiko bencana.

Selain itu, kebijakan yang memungkinkan penebangan hutan secara besar-besaran dapat mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air hujan, yang pada akhirnya menyebabkan banjir dan longsor.

Pengelolaan Kekayaan Alam yang Sembrono

Pengelolaan kekayaan alam yang sembrono, seperti eksploitasi sumber daya alam tanpa mempertimbangkan keberlanjutan, juga dapat memperparah bencana alam. Aktivitas pertambangan dan perkebunan yang tidak terkontrol dapat merusak struktur tanah dan menghilangkan vegetasi penutup tanah, yang berperan penting dalam mencegah erosi dan menjaga stabilitas lereng.

Perilaku Masyarakat

Perilaku masyarakat, seperti membuang sampah ke sungai dan kanal, juga dapat menyumbang pada terjadinya banjir. Sampah yang menumpuk dapat menghambat aliran air dan menyebabkan sungai meluap. Perubahan penggunaan lahan, seperti konversi lahan pertanian menjadi area perumahan atau industri, juga dapat mengurangi area resapan air, yang berdampak pada peningkatan aliran permukaan dan risiko banjir.

Dampak Perubahan Iklim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun