Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Asal Kata "Baka" dalam Frasa "Alam Baka" dan Kisah Kuno yang Menyertainya

30 September 2020   20:15 Diperbarui: 30 September 2020   20:22 3979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(gambar: yesterdaysprophecy.com) 

Dalam kamus Ibrani dan Yunani, kata 'baka' (pronounced baw-kaw') merujuk pada bermakna: weeping (menangis), weeping tree (pohon menangis), balsam tree (Jenis pohon cemara).

Dalam terjemahan selanjutnya, valley of Baca (lembah baka) yang disebut dalam kitab Mazmur 84:6, disebut juga valley of weeping (lembah tangisan), juga disebut valleys of Gehenna. Dalam bahasa Indonesia kata "gehenna" diterjemahkan sebagai neraka.

Demikianlah, informasi yang tersaji dalam kamus bahasa Ibrani/ Yunani, mengantarkan kita mengetahui bahwa kata 'baka' merujuk pada makna: menangis; pohon menangis; pohon Balsam (sejenis cemara); dan, Neraka.

Pemaknaan 'baka' sebagai "neraka" jelas senada dengan makna yang telah diurai sebelumnya, bahwa dunia bawah, alam kematian, alam baka, atau negeri baka, dikenal juga dengan sebutan "naraka atau neraka" dalam mitologi di masa kuno.

Mengenai makna weeping (menangis), rasanya mudah dipahami bahwa hal itu merujuk pada situasi kesedihan dan penderitaan yang dialami orang-orang setelah memasuki neraka.

Mengenai makna "pohon menangis" ataupun "pohon Balsam" yang merupakan jenis pohon cemara, dalam tulisan sebelumnya "Identifikasi Semar sebagai Analogi Sem bin Nuh"telah saya ulas jika pohon cemara memiliki keterkaitan erat dengan Semar ataupun Sem bin Nuh.

Dalam tulisan tersebut, saya menunjukkan bahwa keterkaitan antara makna simbolis dibalik nama "pohon cemara" dengan "Semar", bisa jadi merupakan penjelasan terkait adanya toponim (nama wilayah) yang menggunakan sebutan "cemara" di beberapa tempat di Jawa tengah. Seperti pantai Cemara Sewu, atau pantai Goa Cemara di Yogyakarta, juga Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu di Gunung Lawu. 

Lalu apakah dengan keseluruhan penjelasan di atas, dapat disimpulkan jika tanah Bakka yang disebut dalam Surat Ali Imran ayat 96, serta Valley of Baca (lembah Baka) yang disebut dalam Mazmur 84:6, berada di pulau Jawa? 

Untuk hal ini, saya belum berani memberi kesimpulan. Karena ada juga kemungkinan jika sebutan 'baka' atau 'bakka' atau 'makka' yang ada di Arabia sana, adalah merupakan nama yang dibawa oleh orang-orang dari Nusantara khusus dari Jawa yang bermigrasi ke jazirah Arab.

Sebagaimana telah saya urai dalam tulisan Fakta Jejak Kuno di Balik Nama "Sunda":

kedudukan Yama atau Semar sebagai penguasa wilayah selatan (dunia bawah, atau alam kematian), yang nampaknya menjadikan Pulau Jawa sebagai pusatnya, memiliki korelasi yang kuat dengan sejarah kuno wilayah Yaman di semenanjung Arab Selatan. Bukan asal-asalan, jika saya katakan bahwa nama "Yaman" sesungguhnya berasal dari nama dewa Yama. Hal ini dikuatkan oleh etimologi "Yaman" dari "ymnt," yang berarti "Selatan" .

Keberadaan huruf n di akhir kata "yaman" dapat diduga membentuk makna "orang-orang" atau "bangsa". Ini persis sama dengan yang kita jumpai pada kata "Indian" (bangsa India), ataupun "Indonesian" (bangsa Indonesia). Jadi, "Yaman" selain bermakna "selatan," juga bermakna: orang-orang Yama atau Bangsa Yama - yang berasal dari selatan.

Ini memberi gambaran kepada kita bahwa telah terjadi migrasi di masa kuno, dari Nusantara (khususnya dari Jawa) ke semanjung Arab Bagian selatan. Untuk diketahui, Yaman, tempat kerajaan Saba pernah berdiri, oleh para sejarawan dianggap sebagai titik paling awal dimulainya peradaban di Semanjung Arab.

Tapi saya cukup yakin untuk mengatakan bahwa pulau Jawa mestilah dianggap sebagai salah satu "puzzle" terpenting dalam mengungkap lebih jauh misteri "Baka".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun