Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Identifikasi Semar sebagai Analogi Sem bin Nuh (Bagian 2)

26 Juli 2020   20:31 Diperbarui: 26 Juli 2020   20:52 1183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yama dan Semar. (sumber: pinterest.com/vasivasishta26 dan foto Crisco 1492 - telah diedit sesuai kebutuhan)

Penerjemahan Nama Lain Semar

Semar dikenal dengan beberapa nama, antara lain: Janggan Smarasanta, Ki Lurah Badranaya, dan Ki Lurah Nayantaka. Namun yang umum dikenal adalah Badranaya. Biasanya dirangkai menjadi "Semar Badranaya".

Yang menarik, bentuk "naya" pada nama Badranaya ataupun Nayantaka terdapat pula pada kata "argwonoyo" yang dalam tulisan sebelumnya "Nuansa Jawa pada Kata Ungu dalam Bahasa Phoenicia dan Bahasa Kuno Lainnya", telah saya jelaskan sebagai sebutan untuk warna ungu dalam bahasa kuno Aram dan Suryani.

Dalam bahasa Sanskrit, "naya" bermakna: pemandu, pembimbing, memimpin, konduktor, pelindung, sudut pandang, bijaksana, dan masih banyak lagi.

Sementara dalam bahasa Arab, mungkin kita dapat melihatnya sinonim dengan kata "kinayah" yang berarti: bermakna ganda. Sarjana muslim seperti Tabary, Ibnu Mandhur, dan Qurthuby memaknainya: irdaf (sinonim), Dhamir (pronoun atau kata ganti.

Jadi, kata "naya" ini bisa dikatakan selaras dengan makna nama Yama "kembar". Hal ini telah saya ulas dalam tulisan: Ini Asal-Usul Nama "Jawa" Menurut Konsep Lokapala (Penjaga Mata Angin).

Bahkan, juga bisa dikatakan terkait pula dengan Semar, yang dalam salah satu versi kisah pewayangannya, diceritakan bahwa tokoh pewayangan Bagong tercipta dari bayangan Semar, yang berarti dapat dimaknai sebagai kembaran Semar.

Dalam versi yang lain, kembaran Semar adalah Togog. Keduanya diutus kedunia sebagai pembimbing manusia. Semar didaulat sebagai pamong untuk para satria berwatak baik, sementara Togog sebagai pamong untuk para satria berwatak buruk.

Jadi, pada titik ini kita dapat melihat bahwa kesamaan profil sosok Semar dan Dewa Yama, adalah keduanya dicirikan memiliki kembaran.

Aspek warna pun sebenarnya merupakan kesamaan ciri antara keduanya. 

Dengan mempertimbangkan uraian pada bagian 1, bahwa burung kasuari merupakan "analogi" Semar melalui proxy pohon Cemara (dengan melihat bahwa nama lain pohon Cemara adalah pohon Kasuari), maka, kita dapat mencermati jika warna biru pada kulit leher dan kepala burung Kasuari, sama dengan warna kulit Dewa Yama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun