Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Asal-Usul Nama "Jawa" Menurut Konsep Lokapala (Penjaga Mata Angin)

15 Juli 2020   08:00 Diperbarui: 15 Juli 2020   08:10 3773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi lokapala (dokumen pribadi)

Dengan mempertimbangkan bahwa Kubera adalah penguasa atau penjaga arah utara, lalu, arti nama Seth (yakni "bumi warna kuning"), serta arti nama lain kubera (Ekaksipingala  = "orang yang memiliki satu mata kuning"), maka, kuat dugaan saya jika negeri di utara yang dimaksud adalah Negeri Cina. Karena kita ketahui, kaisar pertama, atau kaisar mitologis Cina, dikenal dengan sebutan "Huang Di" artinya "kaisar kuning". 

Dari nama Kaisar Kuning inilah muncul sebutan Yellow River (sungai kuning). Dan nampaknya, besar kemungkinan jika Kaisar Huang Di ini gelar lain dari Kubera atau Nabi Seth.

Dewa Varuna Penjaga Arah Barat

Sebagaimana telah saya sebutkan di atas, Varuna adalah personifikasi Nabi Idris. Hal ini telah saya bahas panjang lebar dalam artikel "Sosok Nabi Idris di Berbagai Tradisi Agama dan Mitologi, serta Rahasia yang Meliputinya", karena itu untuk pembahasan mengenai Varuna atau Nabi Idris silahkan membaca artikel tersebut.

Dalam bahasa Indonesia, kata "barat" kita kenal sebagai salah satu arah mata angin. Namun sebenarnya, "bharat" merupakan nama kuno untuk wilayah yang berada di asia selatan, yang hari ini kita kenal dengan sebagai India.

Dewa Yama Penjaga Arah Selatan

Dalam agama Hindu, Yama juga disebut sebagai Yamaraja. Merupakan salah satu nama dewa dalam naskah Rigveda. Ia dikenal sebagai penguasa alam kematian.

Statusnya dalam Lokapla sebagai Penjaga Arah yang mewakili arah selatan, bisa dikatakan selaras dengan arah selatan yang dalam konsep kosmologi kuno merepresentasi alam bawah atau alam kematian atau neraka. Bahkan banyak sejarawan menganggapnya merupakan analogi dari Hades, dewa Yunani yang menguasai dunia bawah. 

kuat dugaan saya jika wilayah selatan yang menjadi wilayah kekuasaan dewa Yama, tidak hanya dimaknai sebagai "dunia bawah", lebih dari pada itu, ia merujuk suatu wilayah geografis tertentu, sebagaimana dewa Kubera yang menempati negeri Cina di Utara, dan Dewa Varuna yang menempati Bharat yang kita kenal sebagai India pada hari ini.

Untuk Mengidentifikasi wilayah Selatan milik Dewa Yama ini, ada beberapa informasi dari masa lalu yang bisa menjadi dasar pertimbangan kita.

salah satunya adalah sebutan orang "Celate" atau "Cellate" yang diberikan oleh orang-orang di barat bagi pelaut-pelaut yang datang dari Nusantara pada masa kuno. Kata "celate" atau "Cellate" ini jelas identik dengan kata Selat.

Dalam Ilmu geografi kita mengenal istilah "Paparan Sunda" untuk nama landasan benua wilayah Indonesia bagian barat (meliputi Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera). Tapi tahukah anda apa arti nama "sunda" yang sebenarnya?

Dalam bahasa Norse Kuno (Bahasa Skandinavia Kuno atau bahasa Jermanik Utara yang dituturkan oleh orang-orang Skandinavia di sekitar abad ke-7 hingga abad ke-15. ), kata "sund" bisa berarti "sebuah selat". (Penjelasannya bisa dibaca di sini)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun