Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Linguistik Komparatif dan Fungsinya dalam Mengungkap Sejarah Kuno

18 November 2019   21:21 Diperbarui: 20 November 2019   13:02 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: wikipedia.org

Jadi, tinjauan history linguistik untuk kata "teluk" adalah bahwa bisa jadi bentuk primordialnya adalah "Te-luk" atau pun "The-Luk". Dalam hal ini, bentuk "Te-luk" atau "The-Luk" dapat memiliki dua pemaknaan.

Yaitu, Secara leksikal (makna yang bersifat tetap) bermakna: Lekuk; keluk; atau lengkungan, dan secara gramatikal (makna yang berubah-ubah sesuai dengan konteks pemakaiannya) dapat mengandung makna sebagai bentuk penekanan terhadap fenomena alam-dalam hal ini "bagian laut yang menjorok ke darat"-ketika disandingkan dengan nama wilayah atau kawasan. Contoh: Te-Luk Benggala, dapat dimaknai: lekukan atau kelukan pada kawasan perairan Benggala. 

Jika kemudian pada hari ini dalam bahasa Indonesia kita temukan kata "teluk" lebih bermakna "bagian laut yang menjorok ke darat", maka dapat dilihat bahwa kata ini kemungkinannya lahir dan berkembang dari suatu komunitas masyarakat bahari yang berorientasi dari sudut pandang laut bukan dari daratan.

Luwu dan Bugis yang sama-sama berarti "Teluk"

Fenomena bahasa yang sangat menarik terkait kata "teluk" ada pada etimologi nama Luwu dan Bugis yang rupa-rupanya sama-sama memiliki makna: teluk.

Hal ini dapat dilihat jika kita mencermati kata "look" (bunyi penyebutan luwuk) yang dalam bahasa Filipina artinya "teluk", dan kata Bo'gi'z (bunyi penyebutan bugis) dalam bahasa Uzbek yang juga artinya " teluk". Untuk diketahui "Luwu dan Bugis" adalah nama entitas etnis atau pun wilayah yang terdapat di Sulawesi Selatan.

Beberapa Antropolog bahkan mengatakan jika Luwu merupakan Bugis Purba atau dengan kata lain asal muasal dari etnis Bugis. 

Dengan demikian, jejak kesamaan makna "Luwu" dan "Bugis" yakni: "teluk", yang ditemukan dalam bahasa yang berbeda (Bahasa Filipina dan Bahasa Uzbek) tentunya bukanlah hal yang kebetulan semata.

Yang lebih menarik karena kesamaan tersebut dapat terkonfirmasi kebenarannya melalui tinjauan fonologi terhadap terminologi kata deluge dalam rumpun bahasa Indo-Eropa. 

"Deluge" adalah sebuah kata dalam bahasa Inggris yang sangat kuno (Old English), Bentuknya dalam bahasa Yunani kuno adalah "loeo". Kata ini kemunculannya di dalam Alkitab, umumnya terkait mengenai pembahasan banjir bah di zaman nabi Nuh.

Jika kita mencermati, dapat kita lihat adanya sifat homophone (bunyi pengucapan yang sama) antara kata "teluk" dengan kata "deluge" (Old English), sementara bentuk kata "luwu" homophone dengan kata "loeo" (Yunani kuno).

Dengan kata lain, entah bagaimana kata "teluk" terserap ke dalam bahaa Inggris Kuno sebagai "Deluge", sementara kata Luwu terserap ke dalam bahasa Yunani kuno menjadi "loeo".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun