Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Jejak Kuno" Unsur Nusantara di Kawasan Laut Merah dan Afrika Utara

27 Oktober 2019   20:41 Diperbarui: 8 Desember 2019   17:02 1916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta kawasan Laut Merah dan Afrika Utara (sumber: http://www.emersonkent.com )

Dalam hal ini, saya menduga fonetis t pada bentuk Mesir, dan fonetis o pada bentuk Yunani kuno, pada dasarnya muncul dari bentuk bunyi penyebutan atau aksen dari wilayah bersangkutan. Sehingga jika bentuk aksen tersebut kita hilangkan maka yang tersisa adalah bentuk: 'PONI'.

Demikianlah, dengan mempertimbangkan  keseluruhan hasil identifikasi yang telah dibahasa sejak bagian awal tulisan ini, kuat dugaan saya jika letak sesungguhnya dari 'tanah Punt' adalah di Pulau Sulawesi. 

Kata 'PONI' sebagai hasil identifikasi bentuk asli dari nama 'Punt', bisa jadi merujuk pada nama teluk Bone, yang pada peta terbitan eropa umumnya tertulis: 'gulf of Boni'.

Bahkan, jika kita mengamati bentuk Yunani Kuno untuk nama bangsa Phoenicia (Bangsa pelaut yang melegenda di masa kuno), yaitu: 'Phoinike', bisa jadi terkait pula dengan nama 'Poni' atau 'Boni' di pulau Sulawesi, tempat asalnya pelaut-pelaut ulung Nusantara. Yang dalam buku "The History of Java" Thomas Stamford Raffles menggambarkan kehebatan mereka dalam menavigasi pelayaran antar benua.

Setidaknya hipotesis ini senada pula dengan apa yang diungkap Antropolog Gene Ammarell (direktur Southeast Asia Studies di Ohio University) dalam bukunya "Navigasi Bugis" yang mengatakan bahwa: "tradisi melaut orang Bugis mungkin yang terbesar di dunia, aktor utama diaspora Austronesia." 

Gene Ammarell juga mengatakan bahwa capaian navigasi tersebut merentang setidaknya sejak 5 milenium lalu dan melingkupi dua per tiga bumi, sebelum perahu-perahu Eropa berlayar melampaui Samudera Atlantik. (Gene Ammarell. Navigasi Bugis: 2014, 2016)

Tidak ketinggalan Yuval Noah Harari mengungkap pula hal yang senada dalam bukunya "sapiens": Teori yang paling masuk akal mengajukan bahwa sekitar 45.000 tahun lalu, Sapiens yang hidup di Nusantara (sekelompok pulau yang terpisah dari Asia dan dari satu sama lain hanya oleh selat-selat sempit) mengembangkan masyarakat-masyarakat pelaut pertama. Mereka belajar bagaimana membangun dan mengendalikan perahu untuk mengarungi laut lalu menjadi nelayan, saudagar, dan penjelajah jarak jauh. (Yuval Noah Harari. Sapiens :  2017, hlm. 77)

Sekian. Semoga bermanfaat. salam.

Bagi yang berminat membaca tulisan saya lainnya, bisa melihatnya di sini: kompasiana.com/fadlyandipa
Fadly Bahari, Palopo 27 Oktober 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun