Mohon tunggu...
Fadlan Aviandy Akbar
Fadlan Aviandy Akbar Mohon Tunggu... Universitas Andalas

Saya seorang mahasiswa Sosiologi yang menyukai topik-topik kritis di masyarakat dan berita yang sedang ramai di bicarakan di kalangan remaja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengalaman Spiritualitas Mahasiswa Selama Mahasiswa Mengikuti Perkuliahan Agama di Kampus

27 Juni 2025   14:52 Diperbarui: 27 Juni 2025   14:52 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengikuti mata kuliah Pendidikan Agama Islam di perkuliahan menjadi salah satu pengalaman yang sangat berkesan bagi saya. Sejak awal masuk semester 2, saya sudah mengetahui bahwa mata kuliah agama adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil oleh seluruh mahasiswa, namun awalnya saya berpikir bahwa perkuliahan agama ini akan sama seperti yang saya pelajari di sekolah sebelumnya. Saya tidak menyangka bahwa perkuliahan agama di kampus ternyata memiliki pendekatan yang lebih dalam, menyentuh aspek pemikiran kritis, dan sangat relevan dengan kehidupan mahasiswa.

  Pada awal perkuliahan, dosen menjelaskan pentingnya mempelajari agama sebagai pedoman hidup, bukan hanya sekadar untuk menggugurkan kewajiban akademik. Hal ini membuat saya mulai menyadari bahwa agama bukan hanya teori, tetapi juga harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu materi yang paling berkesan bagi saya adalah mengenai aqidah, di mana dosen menjelaskan bahwa aqidah bukan hanya sekadar hafalan tentang iman kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari kiamat, dan takdir, tetapi juga menjadi dasar keyakinan yang akan mempengaruhi seluruh sikap dan perilaku kita dalam kehidupan.

  Selain itu, perkuliahan agama juga mengajarkan saya tentang pentingnya menjaga akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Dosen sering memberikan contoh nyata tentang bagaimana kita seharusnya bersikap jujur dalam mengerjakan tugas, menjaga amanah dalam organisasi, serta menghindari hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Dari materi ini, saya mulai belajar untuk memperbaiki diri, seperti menghindari menyontek saat ujian, menghargai teman-teman dengan tidak memotong pembicaraan saat diskusi, serta mencoba mengucapkan kata-kata yang baik dalam setiap interaksi.

  Selama mengikuti perkuliahan, dosen sering kali memberikan kesempatan diskusi dan refleksi terkait materi yang diajarkan. Saya merasa metode ini sangat membantu saya dalam memahami bagaimana agama dapat diterapkan dalam menghadapi masalah kehidupan mahasiswa, seperti manajemen waktu, menghadapi stres akademik, dan menjaga pergaulan agar tetap positif. Salah satu diskusi yang sangat saya ingat adalah tentang menjaga pergaulan di era digital, di mana dosen menjelaskan bagaimana Islam mengajarkan kita untuk menggunakan media sosial dengan bijak, tidak menyebarkan hoaks, serta menghindari ghibah. Dari situ, saya mulai berusaha memperbaiki cara saya bermedia sosial dengan memanfaatkan akun saya untuk hal-hal positif.

  Selain pengalaman di dalam kelas, perkuliahan agama juga mendorong saya untuk lebih disiplin dalam ibadah. Sebelumnya, saya sering menunda-nunda shalat dengan alasan sibuk kuliah atau lelah setelah kegiatan organisasi. Namun, setelah memahami pentingnya menjaga hubungan dengan Allah, saya mulai berusaha untuk mengerjakan shalat tepat waktu, membaca Al-Qur'an meskipun hanya satu halaman per hari, serta memperbanyak doa agar diberi kemudahan dalam belajar. Saya merasakan ketenangan hati ketika mulai membiasakan hal-hal ini dalam keseharian saya.

  Tentu saja, dalam menjalankan nilai-nilai agama yang saya dapatkan dari perkuliahan, saya juga mengalami tantangan. Terkadang, rasa malas dan kesibukan membuat saya lalai dalam menjaga rutinitas ibadah, atau rasa ragu ketika ingin menasihati teman yang melakukan hal yang kurang baik. Namun, saya berusaha untuk mengingat kembali materi-materi yang disampaikan dosen dan mengingat tujuan saya dalam belajar agama, yaitu agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain.

  Melalui perkuliahan agama di kampus, saya juga menjadi lebih termotivasi untuk mengikuti kajian agama di luar kelas, seperti kajian di masjid kampus dan mentoring keislaman. Hal ini membantu saya untuk memperluas pemahaman agama dan mendapatkan lingkungan pertemanan yang mendukung dalam menjaga semangat belajar agama. Saya merasa bersyukur karena memiliki teman-teman yang juga semangat dalam belajar agama dan saling mengingatkan dalam kebaikan.

  Secara keseluruhan, pengalaman saya dalam mengikuti pembelajaran agama di perkuliahan telah memberikan dampak positif dalam hidup saya. Saya menjadi lebih memahami bahwa agama bukan hanya sekadar hafalan materi, tetapi juga pedoman dalam setiap aspek kehidupan. Saya belajar untuk menjaga hubungan dengan Allah melalui ibadah, memperbaiki akhlak dalam pergaulan, dan menjadikan agama sebagai pegangan dalam menghadapi tantangan hidup di kampus. Saya berharap, nilai-nilai yang saya dapatkan selama mengikuti perkuliahan agama ini dapat terus saya amalkan hingga saya lulus dan terjun ke masyarakat, sehingga saya dapat menjadi pribadi yang berilmu dan berakhlak mulia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun