Transformasi digital bukan lagi pilihan, kini telah menjadi keniscayaan bagi pelaku usaha yang ingin bertahan dan berkembang. Di tengah arus teknologi yang semakin cepat, UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) lokal seringkali tertinggal dalam hal digital presence. Melalui program GOLAS (Google Maps Langkah Awal Sukses), mahasiswa KKN-BBK Universitas Airlangga periode ke-6 berusaha menjadi jembatan antara pelaku UMKM Desa Tegalsari, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi, dengan dunia digital.
Tujuan utama kegiatan ini adalah membantu pelaku UMKM dalam mendaftarkan lokasi usaha ke platform Google Maps agar lebih mudah ditemukan oleh konsumen, memperluas jangkauan pemasaran, dan meningkatkan profesionalisme usaha. Tidak hanya sekadar hadir secara daring, program ini juga membangun pondasi literasi digital bagi masyarakat desa.
Program GOLAS dilaksanakan selama 12 hari, yaitu dari tanggal 12 Juli hingga 24 Juli 2025. Metode yang digunakan adalah door to door, di mana tim mahasiswa KKN mendatangi langsung pelaku UMKM di Desa Tegalsari. Pendekatan ini memungkinkan interaksi personal, memudahkan edukasi, dan memastikan proses pendaftaran Google Maps berjalan optimal.
Sistematika pendaftaran google maps dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Identifikasi dan pendataan UMKM. Tim melakukan survei lapangan untuk memetakan jenis usaha yang aktif dan potensial.
2. Kunjungan door to door. Mahasiswa mendatangi langsung pelaku UMKM untuk melakukan edukasi dan pendampingan teknis.
3. Pembuatan dan verifikasi lokasi usaha di Google Maps. Informasi meliputi nama usaha, kategori bisnis, alamat lengkap, jam operasional, foto tampak depan, dan nomor kontak.
4. Monitoring hasil pencarian Google dan dokumentasi Setelah proses verifikasi selesai, lokasi ditinjau kembali untuk memastikan tampil secara publik dan dapat diakses masyarakat luas.
Dalam pelaksanaannya, tim menghadapi beberapa kendala, seperti:
1. Keterbatasan literasi digital: Banyak pelaku UMKM belum memahami pentingnya kehadiran daring, sehingga perlu pendekatan bahasa sederhana dan sosialisasi berulang.
2. Koneksi internet tidak stabil: Beberapa proses unggah foto dan pendaftaran terkendala sinyal lemah.
3. Kekhawatiran terhadap data pribadi dan keamanan digital: Warga sempat ragu mendaftarkan usaha secara daring karena takut akan penipuan.