Maret 2020 adalah waktu pertama kalinya pembelajaran daring mulai diterapkan. Tidak hanya bidang ekonomi, bidang pendidikan pun ternyata ikut terdampak akibat penyebaran virus Corona. Normalnya pembelajaran dilakukan secara tatap muka sehingga terdapat interaksi langsung antara guru dan siswa, tetapi hingga kini tatap muka masih merupakan hal yang jarang dijumpai. Pembelajaran secara daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dari rumah masing -- masing adalah salah satu solusi yang diberikan Pemerintah dalam bidang pendidikan.
Namun, butuh waktu bagi siswa, guru, maupun orang tua atau wali murid untuk beradaptasi dengan sistem yang sangat berbeda ini.Â
Pembelajaran memang masih bisa dilaksanakan dengan sistem baru ini, tetapi beberapa permasalahan mulai muncul, seperti berkurangnya waktu fokus siswa saat belajar, mata menjadi mudah lelah, kegiatan pembelajaran yang tidak sepenuhnya terpantau oleh guru, dan lain sebagainya.Â
Kegiatan pembelajaran pun menjadi tidak se-maksimal seperti sebelumnya. Sehingga membuat guru harus mencari jalan baru agar siswa dapat memperoleh ilmu yang seharusnya.
Disinilah literasi berperan besar, bagi siswa yang terbiasa membaca maka PJJ ini mungkin bukan hal yang terlalu sulit. Karena siswa akan memiliki waktu lebih untuk membaca dan memahami materi secara mandiri. Namun, bagi siswa yang tidak terbiasa mungkin sulit untuk memahami materi dengan hanya membaca materi secara mandiri.
Untuk membantu pemerintah dalam menanggulangi dampak penyebaran virus Corona. Universitas Pendidikan Indonesia melaksanakan kegiatan KKN secara daring.Â
Tema yang diangkat pada kegiatan ini adalah "Mengembangkan Literasi (literasi baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan) dan Rekognisi Merdeka Belajaar Kampus Merdeka-Pusat Prestasi Nasional". Pada kesempatan ini saya melaksanakan kegiatan KKN di SDN 077 Sejahtera Bandung.
Dengan tujuan untuk mengembangkan literasi siswa -- siswi SDN 077 Sejahtera Bandung saya melakukan beberapa macam kegiatan, seperti :
Literasi Baca dan Tulis : Pada setiap pertemuan saya meminta siswa untuk membaca cerita kemudian menceritakan Kembali kepada teman -- temannya. Lalu saya juga memberikan pertanyaan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami cerita tersebut. Dengan begitu siswa tidak hanya berusaha untuk membaca cerita, tetapi siswa juga berusaha mengerti setiap kejadian yang terdapat pada cerita.
Literasi Numerasi : Dalam kesempatan ini, saya tidak serta merta memberikan latihan soal berupa angka, tetapi saya memberikan soal dalam bentuk cerita sehingga siswa perlu membaca secara teliti dan mencari informasi yang diperlukan untuk menjawab soal tersebut. Soal juga dibuat se-baik mungkin dengan tujuan membuat siswa berpikir lebih kreatif.
