Mohon tunggu...
Nabila Putri
Nabila Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Menyukai musik dan film bergenre slice of life.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengatasi Masalah Apapun dengan Emotional Intelligence

26 April 2021   23:14 Diperbarui: 27 April 2021   00:10 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh sikap menghakimi misalnya mencari kesalahan seseorang, walaupun kesalahan itu hanya sebesar titik kecil. Jika kamu adalah orang yang suka “julid”, tindakan terbaik adalah berhenti membuat kesimpulan sebelum mendengar semua fakta dan mulai mendengarkan dengan seksama untuk meningkatkan keterampilan komunikasi.

Cobalah langkah ini dan lihat, perubahan apa yang akan terjadi. Pasti teman-temanmu secara perlahan akan tertarik denganmu karena menurut mereka, kamu adalah orang yang aman untuk menjadi tempat cerita.

3. Buatlah nilai dalam hidup

Nilai memotivasi kita dan membuat kita selalu terkendali untuk melakukan hal yang benar. Untuk hidup dengan nilai-nilai, buatlah langkah awal dan daftar hal-hal yang tidak dapat dinegosiasikan dalam bisnis, pekerjaan, hubungan, pernikahan, dll. Apakah nilai-nilai ini sedang terpenuhi dalam hidupmu saat ini? Setelah kamu mengetahuinya, prioritaskan nilai-nilai itu. Misalnya, periksa daftarnya, apa lima nilai terpenting di dalamnya? 

4. Bersandar pada intuisi

Apakah kamu terlalu banyak berpikir sebelum menarik pelatuk pada suatu keputusan? Tentu, beberapa jam atau beberapa hari itu normal. Tapi tiga bulan? Jika ini terdengar familiar, kamu mengalami "kelumpuhan analisis".

Jika kita terlalu banyak berpikir, kita mungkin terjebak di kepala dan terlalu banyak memikirkan banyak hal. Keputusan paling penting yang pernah kita hadapi akan selalu didasarkan pada perasaan kita. Belajar menggunakan intuisi adalah cara yang jauh lebih efektif untuk membuat keputusan daripada terjebak dalam kelumpuhan analisis.

5. Belajar untuk tumbuh dari kegagalan

Ini termasuk membiasakan diri pada "gagal maju". Dengan kata lain, saat kita bereksperimen, gagal, coba lagi dan belajar dari kesalahan, terimalah bahwa itu semua adalah bagian dari proses untuk tumbuh, tanpa rasa malu. Kita perlu mendefinisikan kembali kegagalan dan membuat kesalahan melalui kacamata baru dan melihatnya sebagai bagian penting dari mempelajari cara hidup baru.

6. Sembuhkan dari luka masa lalu

Ya, kita semua memiliki masalah, kita semua terluka pada beberapa hal, dan tidak ada yang sempurna. Contohnya, di masa lalu kita pernah disakiti oleh seseorang, dan ketika kita mulai menjalin hubungan dengan orang baru, kita masih memiliki rasa curiga dan selalu memberikan tuduhan-tuduhan, ini berarti kita belum 100% sembuh dari luka lama dan belum siap untuk menjalin hubungan kembali. Atasi trauma itu dengan mencari bantuan profesional dan berhentilah memperlakukan orang lain seperti orang yang pernah menyakiti kita di masa lalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun