"Sekarang bagaimana rencana kita?" suara Pur terdengar.
 "Iya, emh. Tadi kan sudah jelas bunda menyuruh kita segera bergerak? Ya, kita bergerak sekarang. Tak ada waktu bagi kita untuk  menunda," Sahut Irwan.
 "Oke. Tapi, bagaimana dengan makan malam. Soalnya pikir saya kita akan menunggu disana hingga jam dua belas malam. Itu berarti kita butuh air dan makanan. Bagaimana?" Tanya Andy ke Irwan, membuat Pak Hapri mencibir kecil.
 "Belilah air dan kue kering, boleh. Kalau untuk makan malam kita akan ada makanan khusus yang disediakan. Tinggal makan saja." Lagi kata Irwan.
 Mendengar itu pak hapri nampak senang. Ia merogoh sakunya mengambil uang seribuan lalu menyodorkannya pada Andy. "Ini untuk beli biscuit. Minta saja air minum pada pemilik warung makan ini, nanti jangan lupa sama wadahnya." Seloroh pak Hapri
 Beberapa saat kemudian, 4 pria ini terlihat menyusuri tepian jalan utama kampung Kebun Kopi ini. Jalan yang mengarah ke kota Palu itu memang agak menurun, tapi aspalnya bagus. Rombongan Daniel, Raiva dan Rainy juga lewat jalan itu tadi. Hanya saja, tanpa sepengetahuan Pak Hapri serta cs-nya, mereka berbelok kanan, masuk ke jalan setapak yang ada  diantara perkebunan warga.  Mereka hendak menuju rumah Pak Subhan yang letaknya kira-kira  500 meter dan tersembunyi pada lekuk bukit.
                     ***
Bagian Lima:
Waktu adalah Guru dan Tuan, Harta Terpendam Puluhan Triliun
Pak Hapri, pemilik penginapan Nosirata ini, dia begitu lugu di hadapan personil Tim Ekspedisi Ventira yang dipimpin Daniel. Tak disangka tampilannya yang sederhana dan terkesan agak bodoh ternyata menyimpan kelihaian bersandiwara. Benar-benar dikuar dugaan.Â
Rupanya pula, soal kedatangan  Daniel, Rainy dan Raiva bersama anggota tim lainnya ke penginapan Nosirata, sudah diketahui Pak Hapri sejak awal sebelum rombongan tim itu chek in. Tapi bagaimana dan dari mana ia bisa mengetahuinya?  Bukankah sebelumnya diantara mereka tak ada komunikasi sama sekali. Bahkan ternyata juga, Pak Hapri ini bukan pemilik penginapan Nosirata yang sesungguhnya.  Penginapan itu hanya fasilitas kontrak. Pak Hapri, Mereka (ia dan timnya) mengontraknya sebulan sebelum Daniel dan tim tiba di Kota Palu. Entah bagaimana caranya, mereka berhasil meyakinkan Daniel, Raiva, Rainy, Eva dan yang lainnya agar naik ke mobil jemputan dan mengsabotase tim yang merupakan tamu di salah satu hotel bintang 3 di Kota Palu. Dengan teknik dan rayu.mereka lalu membujuk tim menginap di penginapan Nosirata dengan Pak Hapri sebagai pemiliknya. Tanpa diketahui Daniel dan tim, ada sebuah rumah yang letaknya tak jauh di belakang penginapan. Di rumah itulah 4 orang anggota tim Pak Hapri  berada. Mereka memata-matai dan berusah mendengar semua agenda tim pimpinan Daniel, Rainy dan Raiva itu. Tujuan utamanya agar tim ekspedisi Ventira itu menginap disana tercapai sudah. Lantas, untuk apa Pak Hapri melakukan itu semua? Ada hal apa sebenarnya antara Pak Hapri dan Tim Ekspedisi Ventira yang dengan polos datang sebagai tamu ke penginapan Nosirata? Bahkan, bukankah seperti ditulis di atas tadi, antara mereka tak pernah saling kenal atau saling mengetahui latar belakang masing-masing? Â