Mohon tunggu...
Eyok Elabrorii
Eyok Elabrorii Mohon Tunggu... Penulis - penulis fiksi

Penulis yang mencintai blues dan air mineral.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Matamu, Dia Selalu Lebih Tepat Waktu dari pada Aku

4 Januari 2021   21:44 Diperbarui: 4 Januari 2021   22:09 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sekarang aku telfon,"

"Tidak bisa. Aku ada kuliah,"

Lagi-lagi, dia selalu lebih tepat waktu dari pada aku.

Dan malam Minggu ini, aku benar-benar bekerja, "Katanya mau tidak masuk malam ini", sapa direktur toko. "Iya, pak. Sepertinya lebih baik masuk", jawabku sekenanya.

Di sela-sela kerja, aku membuka sosial media. Kau mengunggah poto dengan dia, padahal tadi siang kau katakan akan mengusaikan tugas, aku mengirimi pesan, "Selamat malam Minggu. Jangan pulang terlalu larut", aku menutup telfon dan kembali bekerja dengan perasaan berantakan. Hampir tengah malam, kau mengirimi pesan, "Maaf, aku keluar tanpa memberitahu. Tugasku sangat sulit. Aku akhirnya keluar. Selamat tidur, sayang". Lagi-lagi, dia selalu lebih tepat waktu dari pada aku.

Aku pulang tengah malam, dan lampu kos sebelah tidak dinyalakan. Aku paham, dia belum pulang, "Kawan, jika kau mau, ambil saja. Aku tidak apa-apa", aku mengirimkan pesan kepadanya karena lelah bekerja dan cemburu yang sudah tak tertahan.

Sejak saat itu aku tak pernah lagi bertegur sapa dengannya. Dan dia, tak pernah berusaha membicarakan pesanku kepadanya malam itu. Bahkan dia tidak pernah membalasnya.

***

Waktu terus menua. Dan aku baru saja pulang dari UK. Aku melanjutkan strata dua di sana. Sementara kau sekarang seorang guru. Dan dia, yang skripsinya tidak tuntas di tahun yang sama dengan aku dan kau, sekarang bekerja sebagai pengampas pakaian (seperti kabar yang aku dengar darimu). Masih aku ingat, dulu di bandara kau terlihat sedih melepasku, hanya saja kau tidak menangis. "Pulang dari sana, aku akan melamarmu", wajahmu terus mendung, entah apa artinya.

Tapi aku tidak tahu bagaimana kabarmu sekarang, sebab satu bulan sebelum pulang, kau tidak pernah membalas pesan-pesanku, mengangkat telfon, ataupun menerima videocall. Aku tak tahu, aku tak mengerti.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun