Saya mulai mengubah bentuk tugas. Tak harus rangkuman. Tak selalu soal-soal. Kadang saya minta mereka menulis satu kalimat tentang malamnya. Tentang siapa yang membuat mereka tersenyum hari ini. Tentang apa yang mereka pikirkan saat diam menatap langit-langit kamar.
Dari situ, saya mulai mengenal mereka. Bukan hanya sebagai murid. Tapi sebagai manusia. Dan mereka pun mulai mengerjakan tugas. Bukan karena takut, tapi karena merasa dilihat.
Mari Kita Jujur Saja...
Mungkin masalahnya bukan pada siswa yang tak mengerjakan tugas. Tapi pada sistem yang lupa bahwa anak-anak tidak hidup di ruang hampa. Mereka punya dunia sendiri. Punya perang sendiri.
Dan tugas... kadang jadi peluru terakhir yang membuat mereka menyerah. Mereka bukan tidak peduli. Mereka hanya terlalu lelah untuk terus pura-pura kuat.
Saya Juga Pernah Gagal
Saya masih ingat saat SMP, saya pernah tidak mengerjakan tugas Bahasa Indonesia. Alasannya sepele: saya sedang merasa hampa. Tak ada semangat. Tak ada alasan untuk membuka buku.
Saya malu. Tapi guru saya hanya berkata:
Kalau kamu butuh waktu, ambil waktu. Tapi jangan diam terlalu lama ya.
Dan kalimat itu yang terdengar sederhana membekas seumur hidup.
Tugas Itu Penting. tapi Anak-Anak Lebih Penting
Mari kita ubah sudut pandang. Mari kita lihat tugas sebagai jembatan, bukan beban. Sebagai ruang aman untuk gagal, bukan arena pertarungan yang hanya memenangkan yang tercepat. Karena yang kita didik bukan mesin pencetak nilai. Tapi anak-anak yang sedang belajar menjadi manusia.
Penutup: Mungkin Ini Bukan tentang Mereka, tapi tentang Kita.
Tentang kita yang harus belajar ulang tentang sabar. Tentang kita yang harus berani mengakui bahwa kita tak selalu benar. Dan tentang kita... yang dulu juga pernah tidak mengerjakan tugas dan sangat butuh seseorang yang mengerti, bukan menghakimi.
Kamu Pernah Merasa Seperti Itu Juga? Â Jika iya, mungkin tulisan ini sedang menyapa sisi kecil dalam diri kita yang dulu pernah takut, pernah lelah, dan hanya ingin dimengerti.
Karena kadang, hal paling menyentuh bukan tugas yang selesai. Tapi seseorang yang hadir dan berkata:
'Tidak apa-apa. Kita coba lagi, ya.'
Ayo, ciptakan ruang belajar yang lebih manusiawi. Tugas bisa ditunda, tapi rasa percaya, itulah yang harus terus dijaga.