Bagaimana mungkin saya menuliskan angka nol di buku nilai dengan tenang setelah mendengar itu?
Sering kali, tugas yang tidak dikerjakan bukan karena tak mampu. Tapi karena malam yang terlalu gelap. Atau hati yang terlalu sesak. Atau sekadar tubuh yang ingin rebah lebih cepat dari biasanya.
Mungkin Kita Terlalu Sibuk Mengajar, Sampai Lupa Mendengarkan
Kita sering menyuruh mereka belajar tanggung jawab. Tapi kita lupa: tanggung jawab seperti apa yang sedang mereka pikul?
Mereka tidak hanya belajar di sekolah. Mereka juga belajar bertahan di rumah. Belajar sabar di lingkungan yang keras. Belajar kuat di tengah situasi yang tidak ramah.
Dulu, saya pikir tugas adalah ukuran utama kedisiplinan. Hari ini saya tahu: Disiplin bukan soal siapa yang paling cepat menyelesaikan tugas, tapi siapa yang berani terus datang ke sekolah meski hidupnya sedang kacau.
Mereka datang bukan untuk menghindari tugas. Tapi untuk mencari tempat yang aman dari luka di rumahnya.
Dan itu...
Kadang tak pernah kita beri nilai.
Sekolah Harus Jadi Tempat yang Mengerti, Bukan Menghakimi
Kadang saya berpikir, apa gunanya bicara soal pendidikan karakter kalau kita sendiri tak memberi ruang bagi karakter itu tumbuh?
Tugas bisa jadi latihan. Tapi bisa juga jadi luka. Tergantung bagaimana kita menanggapinya.
Saya mulai belajar untuk bertanya sebelum memberi nilai:
"Kamu baik-baik saja?"
Bukan basa-basi. Tapi benar-benar ingin tahu.