Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... GURU - PENCARI MAKNA

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Sisi Gelap dari Dominasi Bahasa Indonesia, Terpinggirkannya Bahasa Daerah

10 Mei 2025   20:22 Diperbarui: 10 Mei 2025   20:27 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru Besar UGM Prof.Dr. Hendrokumoro: Bahasa Jawa berisiko semakin terpinggirkan oleh dominasi bahasa Indonesia dan bahasa asing.(Dok. UGM/KOMPAS.COM)

"Bahasa bukan sekadar alat komunikasi. Ia adalah rumah bagi pikiran, perasaan, dan identitas kita. Ketika sebuah bahasa menghilang, ada satu dunia yang ikut lenyap bersamanya."

Saya membaca ulang artikel di Kompas.com berjudul "Bahasa Jawa Berisiko Semakin Terpinggirkan di Kalangan Anak Muda", dan satu kalimat dari Prof. Dr. Hendrokumoro langsung menancap: "Bahasa Jawa bisa punah bukan karena tidak diajarkan, tapi karena tidak lagi digunakan dalam kehidupan sehari-hari." 

Ada semacam getaran getir di balik pernyataan itu. Sebuah bahasa besar seperti Jawa yang dituturkan oleh jutaan orang ternyata juga bisa menuju senjakala.

Tapi benarkah ini hanya soal Bahasa Jawa saja? 

Menurut saya, apa yang sedang terjadi pada Bahasa Jawa juga sedang terjadi pada banyak bahasa daerah lainnya di Indonesia. 

Bahasa Sunda, Batak, Minang, Bugis, Dayak, hingga bahasa-bahasa kecil yang hanya dituturkan oleh komunitas minor di pelosok-pelosok negeri ini. Semuanya kini berada dalam bayang-bayang dominasi Bahasa Indonesia.

"Bahasa Indonesia makin kuat, tapi dalam diam, bahasa daerah kian kehilangan tempat di hati generasi muda."

Di Balik Kemajuan, Ada yang Terlupakan

Saya tidak anti pada Bahasa Indonesia. Justru sebaliknya, saya bangga dengan bahasa pemersatu bangsa ini. Tapi seperti banyak hal dalam hidup, selalu ada sisi gelap di balik yang tampak terang. 

Di balik kebanggaan kita pada Bahasa Indonesia, ada kekhawatiran yang perlahan mengendap bahwa dominasi ini justru mengikis kebhinekaan linguistik kita.

Ketika anak-anak lebih fasih menyanyi lagu viral TikTok daripada memahami arti kata dalam bahasa ibunya sendiri, kita tahu ada yang tidak sedang baik-baik saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun