Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Klub Presidensial sebagai Kolaborasi Pemimpin Indonesia

13 Mei 2024   19:06 Diperbarui: 13 Mei 2024   19:15 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo saat bersalaman dengan Prabowo Subianto saat open house di Istana Negara. (Dok. Sekretariat Presiden/Kompas.com)

Contoh konkretnya adalah hubungan antara Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Joko Widodo (Jokowi). Ketiganya memiliki dinamika hubungan yang rumit, yang mungkin mempengaruhi dinamika dan efektivitas dari klub yang diusulkan. Misalnya, Megawati dan SBY memiliki sejarah konflik politik yang panjang, sementara hubungan antara Megawati dan Jokowi juga tegang akibat Pemilihan Presiden 2024.

Tantangan ini dapat menghambat upaya Prabowo dalam membangun klub ini sebagai wadah yang efektif untuk diskusi dan advokasi. Ketidaksetujuan dan ketegangan di antara mantan presiden bisa saja menghalangi tercapainya kesepakatan atau mengurangi produktivitas klub dalam merumuskan solusi terhadap masalah-masalah strategis yang dihadapi bangsa.

Oleh karena itu, dalam mengelola klub ini, Prabowo perlu memiliki kemampuan diplomasi yang kuat dan kemampuan untuk memfasilitasi dialog yang konstruktif di antara para mantan presiden. Hanya dengan mengatasi tantangan-tantangan tersebut, klub ini dapat menjadi wadah yang efektif dan bermanfaat bagi pemimpin masa kini dan masa depan, serta bagi kemajuan bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Namun, di sisi lain, jika "presidential club" berhasil terbentuk dan dijalankan dengan efektif, potensi manfaatnya pun sangatlah besar. Salah satu manfaat utamanya adalah memberikan penasihat informal kepada pemimpin masa kini. 

Bayangkan saja, para mantan presiden yang memiliki pengalaman dan wawasan yang luas dapat memberikan masukan berharga dalam menghadapi berbagai tantangan yang kompleks di masa kini. Misalnya, dalam merumuskan kebijakan strategis, menangani krisis nasional, atau menjalankan diplomasi internasional. 

Dengan adanya klub ini, pemimpin masa kini bisa mendapatkan perspektif yang beragam dan mendalam, yang dapat membantu mereka dalam mengambil keputusan yang lebih tepat dan efektif.


Selain itu, klub ini juga memiliki potensi untuk mempromosikan kepentingan nasional dan internasional melalui berbagai kegiatan, seperti advokasi dan inisiatif lainnya. 

Para mantan presiden dapat menjadi duta yang kuat dalam mengadvokasi kepentingan nasional di berbagai forum, baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional. Mereka juga dapat menggunakan pengaruh dan jaringan mereka untuk mendukung upaya-upaya untuk meningkatkan citra Indonesia di mata dunia, serta memperjuangkan kepentingan nasional dalam berbagai isu global yang sedang terjadi.

Contoh konkretnya adalah ketika klub ini mengadakan pertemuan atau konferensi tingkat tinggi untuk membahas isu-isu penting, seperti perubahan iklim, perdamaian dan keamanan regional, atau kerjasama ekonomi internasional. 

Dalam forum semacam itu, para mantan presiden dapat berperan aktif dalam menyuarakan pandangan dan kepentingan Indonesia, serta berkontribusi dalam merumuskan solusi-solusi yang konstruktif dan berkelanjutan.

Dengan demikian, meskipun terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam pembentukan dan pengelolaan "presidential club", potensi manfaatnya yang besar tidak dapat diabaikan. Jika klub ini dapat dijalankan dengan baik, maka dapat menjadi sebuah institusi yang penting dalam membantu memajukan bangsa Indonesia dan mempromosikan kepentingan nasional di mata dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun