Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Klub Presidensial sebagai Kolaborasi Pemimpin Indonesia

13 Mei 2024   19:06 Diperbarui: 13 Mei 2024   19:15 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo saat bersalaman dengan Prabowo Subianto saat open house di Istana Negara. (Dok. Sekretariat Presiden/Kompas.com)

Namun, di sisi lain, ada juga yang mungkin mempertanyakan relevansi dan efektivitas dari pembentukan "presidential club" ini. Para pendukung ide klub ini mungkin berpendapat bahwa klub ini akan meningkatkan koordinasi dan kohesi di antara para pemimpin, serta memberikan platform untuk menjembatani kesenjangan generasi dan pengalaman.

Contohnya, mereka bisa saja berpendapat bahwa dengan berkumpulnya para mantan presiden dalam satu klub, akan lebih mudah bagi mereka untuk berkolaborasi dalam merumuskan kebijakan-kebijakan strategis yang lebih holistik dan terpadu. Dengan adanya klub ini, diharapkan tercipta sinergi antara para pemimpin lama dan baru, sehingga dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang lebih berdaya guna bagi kemajuan bangsa.

Selain itu, klub ini juga dianggap sebagai platform yang bisa menjembatani kesenjangan generasi dan pengalaman di antara para pemimpin. Contohnya, para mantan presiden yang telah berpengalaman dapat berbagi wawasan dan pengetahuan mereka kepada pemimpin-pemimpin muda, sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas kepemimpinan di masa depan. 

Selain itu, dengan adanya klub ini, diharapkan tercipta ruang untuk membangun hubungan yang lebih harmonis dan saling mendukung di antara para pemimpin, tanpa terbatas oleh perbedaan ideologi atau orientasi politik.

Meskipun argumen ini memiliki dasar yang kuat, namun tetap perlu diingat bahwa pembentukan dan pengelolaan "presidential club" juga memerlukan kesiapan dan komitmen dari semua pihak yang terlibat. Tidak cukup hanya dengan memiliki klub ini secara fisik, tetapi juga perlu adanya kerja sama yang baik di antara para pemimpin untuk memastikan bahwa klub ini benar-benar dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi bangsa dan negara.

Namun, kalau kita lihat lebih dalam lagi, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita bisa bilang bahwa pembentukan "presidential club" ini bakal sukses. Pertama-tama, mari kita akui bahwa hubungan politik di antara para mantan presiden itu nggak semudah yang dibayangkan. Misalnya, ada ketegangan antara Megawati dan SBY yang sudah berlangsung lama, dan hubungan antara Megawati dan Jokowi juga belum sepenuhnya baik setelah Pilpres 2024.


Selain itu, kita juga harus sadar bahwa mengelola ego dan persaingan di antara para mantan presiden bukanlah pekerjaan yang gampang. Setiap dari mereka pasti punya pandangan dan kepentingan sendiri, yang bisa jadi bertentangan satu sama lain. Jadi, bisa jadi, rencana untuk membentuk klub ini malah jadi bumerang kalau nggak dijalankan dengan hati-hati.

Dengan melihat kompleksitas hubungan politik di antara para mantan presiden, serta tantangan dalam mengelola ego dan persaingan yang ada, kemungkinan keberhasilan klub ini masih diragukan. Meskipun tujuannya sangat mulia dan potensial untuk memberikan manfaat bagi bangsa, kita harus realistis bahwa masih banyak hal yang perlu diatasi sebelum klub ini bisa berjalan dengan lancar dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi Indonesia.

Realitas dan Tantangan Membentuk Klub Presidensial untuk Masa Depan Indonesia

Melihat sekilas, ide membentuk "presidential club" ini terdengar sangat menjanjikan. Kita bisa membayangkan bagaimana klub ini dapat menjadi wadah bagi para mantan presiden untuk berkumpul, berdiskusi, dan memberikan saran kepada pemimpin masa kini. Namun, ketika kita menggali lebih dalam, terungkap bahwa ada sejumlah tantangan yang perlu dihadapi sebelum klub ini bisa benar-benar berfungsi dengan baik.

Pertama-tama, kita harus mengakui bahwa hubungan antara para mantan presiden tidak selalu harmonis. Ada konflik politik dan ego yang mungkin sulit untuk diatasi, terutama mengingat sejarah panjang ketegangan di antara beberapa mantan presiden, seperti yang terjadi antara Megawati, SBY, dan Jokowi. Selain itu, mengelola klub ini juga membutuhkan keterampilan diplomasi yang tinggi agar semua pihak bisa bekerja sama secara efektif.

Meskipun demikian, jika klub ini dapat berhasil terbentuk dan dijalankan dengan baik, potensi manfaatnya sangat besar. Para mantan presiden dapat memberikan penasihat informal kepada pemimpin masa kini, serta mempromosikan kepentingan nasional dan internasional melalui berbagai kegiatan advokasi. Namun, keberhasilan klub ini tidak dapat dijamin, mengingat kompleksitas dinamika politik dan hubungan antar mantan presiden yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun