Kamis pagi di halte bis
Aku berhadapan muka dengan gadis cantik
Bertatapan mata dan aku tersenyum getir
Wangi parfumnya mirip dengan wangi parfum kekasihku
Mata bundar di balik cadar
Membawa aku kembali kepada kecewa
Pada masa silam yang kelam
Ketika wanita  pujaanku itu berdusta
Pergi tanpa pamit
Seolah aku bersalah
Padahal  hati kecilnya berkata lain
Tentang cinta diantara kami
Dia bermanis kata
Tetapi hati membeku
Aku berharap dia cinta terakhirku
Ternyata tidak
Waktu itu aku memberi segalanya
Perhatian dan rasa sayangku
Namun dia pergi tanpa pamit
Meninggalkan jejak luka
Sekarang wanita di hadapanku
Yang mirip mata bundarmya
Memanggil kembali semua perihal tentang kita
Tentang cintaku yang kau dustai
Aku hanya bisa tersenyum
Menerima kenyataan bahwa gadis kecil ini
Bukan dirimu
Dia telah membongkar masa lalu
Lalu dihamburkan di atas jalan