Secangkir kemarahan kau tuangkan
Berharap aku meneguknya di saat hangat
Tetapi aku hanya memegangnya
Sebab aroma sangat tajam menusuk kalbu
Cangkir kemarahan ini kutatap
Mengurai satu demi satu bahan pembuatnya
Apakah kopi kebencian kau campurkan dengan tepat
Dengan gula kasih ke dalamnya
Air panas kau seduhkan
Dengan semangat membara
Sepertinya tak terkendalikan emosimu
Melihat sikap egoisku
Kubiarkan cangkir kemarahan ini dingin
Bila sudah dingin aku akan meminta padamu
Penjelasan tentang kisahnya
Sambil melemparkan senyum manis di bibirku
Ku tak mau cangkir kemarahan ini tinggal tetap di hadapanku
Biarkan dia dibersihkan
Pada wastafel kemurahan hati
Mengampuni kekilafan lalu ditaruh kembali pada tempatnyaÂ