Mohon tunggu...
Evi PujiLestari
Evi PujiLestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Evi Puji Lestari ( 029)

Bismillah..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Dramaturgi Erving Goffman

30 September 2021   21:21 Diperbarui: 8 Oktober 2021   12:32 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.greelane.com%2Fid%2Fsains-teknologi-matematika%2Filmu-sosial%2Ferving-goffman-3026489&psig=AOvVa

EVI PUJI LESTARI  (029)

PRODI SOSIOLOGI A, 

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA YOGYAKARTA

TEORI DRAMATURGI ERVING GOFFMAN

Erving Goffman : profil tokoh

Erving Goffman merupakan salah satu tokoh sosiologi yang terkenal dengan teori Dramaturgi nya. Erving Goffman lahir di Mannville, Alberta, Kanada pada tanggal 11 juni 1922. Profil pendidikan dari Erving Goffman antara lain dia pernah menempuh pendidikan di Universitas Chicago dan disanalah dia menerima gelar doktornya. Erving Goffman meninggal pada tanggal 19 november 1982 ketika berada di puncak ketenarannya. Pemikiran Erving Goffman banyak dipengaruhi oleh George Mead, khususnya dalam diskusi tentang ketegangan  mengenai konsep "I"  ( sebagai aspek diri yang spontan) dan "Me" ( sebagai aspek uyang dibebani oleh norma-norma sosial".  salah satu karya yang cukup penting dari Erving Goffman  adalah "presentation of self in everyday  life" yang terbit pada tahun 1959

Erving Goffman : Teori Dramaturgi 

 

Teori Dramaturgi dari Erving Goffman bukanlah suatu teori yang asing bagi penulis. Dari pemahaman penulis berdasarkan buku yang berjudul "Teori Sosiologi Modern ( edisi revisi)" karya Bernard Raho, pemikiran Erving Goffman dipengaruhi oleh George Mead, khususnya mengenai diskusi tentang ketegangan antara konsep "I" dan konsep "Me". Terjadinya ketegangan tersebut dikarenakan ada perbedaan antara apa yang orang lain harapkan mengenai bagaimana kita bersikap dengan apa yang kita ingin lakukan secara spontan. Maka dari itu, manusia akan cenderung memainkan lakon atau peran seperti sebagaimana seorang aktor diatas panggung. Pendekatan ini disebut pendekatan Dramaturgi. Dalam hal ini panggung adalah tempat dimana kehidupan sosial berlangsung. Drama atau pertunjukan adalah kehidupan sosial, dan aktor/ aktris adalah posisi-posisi atau status-status tertentu di masyarakat. Didalam teori dramaturgi terdapat dua bagian panggung, yaitu front stage dan back stage. 

Istilah "front stage" atau bagian depan panggung merupakan apa yang kita tampilkan dihadapan orang-orang, terdiri dari setting dan personal stage. Setting merupakan alat-alat atau kelengkapan tertentu yang digunakan dan harus tersedia di atas panggung saat aktor sedang tampil. Misalnya seorang penyanyi tentu harus menggunakan mic, sound sistem dll. Dalam kehidupan sosial misalnya seseorang dengan kedudukan tertentu harus memiliki alat yang mendukung posisinya untuk menjalankan tugas, seperti seorang seorang supir taksi memerlukan mobil untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang supir. Personal Front dapat diartikan sebagai barang- barang yang digunakan aktor untuk memberi kesan kepada penonton, sehingga penonton akan dengan mudah untuk mengenali dan mengidentifikasi peran yang sedang dimainkan oleh aktor atau dalam kehidupan sosial merupakan posisi sosial yang diduduki oleh seseorang. Misalnya, seorang dokter menggunakan pakaian putih dan stetoskop. Erving Goffman menyatakan bahwa oleh karena orang biasanya akan menampilkan suatu self yang diidealkan didepan front stage, maka biasanya orang-orang akan menyembunyikan hal-hal tertentu selama pertunjukan. Hal-hal yang biasanya disembunyikan aktor pada saat tampil adalah hal-hal yang bersifat negatif, kekeliruan, usaha-usaha dibalik hasil, perasaan, usaha-usaha kotor dalam usahanya meraih peran dll. Saat memainkan peran, seorang aktor akan cenderung untuk memistikan penampilannya dengan membatasi kontak dengan penonton, tujuannya untuk menciptakan kekaguman di hati penonton. Teknik tersebut dinamakan Teknik Mistification. Istilah Back stage atau bagian belakang panggung adalah tempat dimana seorang aktor tidak perlu berakting atau berlakon, dalam dunia sosial back stage merupakan tempat dimana seorang individu tidak perlu bertingkah laku sesuai dengan harapan-harapan orang dari statusnya.

Dari pemahaman penulis mengenai teori dramaturgi yang bersumber dari beberapa buku dan jurnal, Erving Goffman melihat kehidupan sosial sebagai suatu pertunjukan teater atau drama. Dimana seseorang memainkan peran sebagaimana yang dilakukan oleh seorang aktor atau aktris diatas panggung. Pada dasarnya manusia akan selalu menampilkan citra yang dianggap baik atau dianggap ideal olehnya dihadapan orang lain supaya memiliki kesan sebagai "pribadi yang baik". Dalam masyarakat terdapat istilah "first impression itu penting", maksudnya adalah kesan yang ditinggalkan seseorang kepada orang lain akan mempengaruhi penilaian orang tersebut kepada individu tadi. Jadi seseorang akan cenderung untuk meninggalkan kesan yang baik dengan harapan orang lain akan menilai kita sebagai "good people". Tentu saja apa yang kita tampilkan dihadapan orang lain akan berbeda jika kita sedang sendirian atau dalam teori dramaturgi disebut "front stage" dan "back stage". Istilah "front stage" merupakan apa yang kita tampilkan dihadapan orang-orang dan "back stage" merupakan situasi dimana seorang individu tidak perlu bertingkah laku seperti yang ditampilkan dihadapan orang lain atau bisa diartikan "back stage" adalah dunia yang bersifat pribadi dimana orang-orang tidak perlu menyaksikan aktifitas pribadinya. Misalnya seorang tentara dituntut untuk menampilkan kesan kuat dan patuh dihadapan atasan dan masyarakat, namun saat berada di lingkungan keluarga, seorang tentara akan bersikap apa adanya seperti suka bercanda, jail, dan lainnya. Misalnya lagi dimedia sosial seseorang akan cenderung memiliki kepribadian yang berbeda daripada didunia nyata karena ingin menampilkan kesan sempurna dimata orang lain lewat unggahan-unggahannya yang aesthetic, trendy, glamour, luxurious, dll.


Erving Goffman : implementasi dalam kehidupan sehari-hari

Salah satu implementasi dari teori dramaturgi yang dilakukan penulis yaitu seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa kehidupan maya dan kehidupan nyata sangat berbeda. Di dalam kehidupan maya, penulis menampilkan pribadi yang ceria, suka dengan kegiatan diluar ruangan, dan senang bersosialisasi. Namun dalam kehidupan nyatanya, penulis hampir menghabiskan waktunya dirumah dan suka menyendiri atau introvert dan menghabiskan waktu luangnya dengan membaca atau menonton film. Contoh lainnya dari kehidupan dramaturgi penulis yaitu saat bertemu dengan orang baru, penulis akan cenderung untuk menampilkan kesan supel atau mudah bergaul dan ceria. Namun sebenarnya penulis hanya ingin meninggalkan kesan yang positif dan beramah tamah untuk kesopanan.

 Referensi
Raho, Bernard. Teori Sosiologi Modern ( edisi revisi). Maumere : Penerbit Ledalero. 2021, hal 147-156


Ritzer, G.& Goodman, J.D. Teori Sosiologi Modern, terj. Alimandan. Jakarta : kencana, 2010 

Fitri, Ainal. 2015. Dramaturgi: Pencitraan Prabowo Subianto Di Media Sosial Twitter Menjelang Pemilihan Presiden 2014". Jurnal Interaksi, 4(1) hal 101-107

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun