Bawalah tissue basah dan tissue kering
Moderenisasi tidak semua orang bisa mengikutinya. Contohnya bagi kami orang Indonesia terutama kaum muslim untuk menjaga kebersihan dari hadast  harus bersih dari kotoran dan kebiasaan kami selalu menggunakan media air. Sangat disayangkan aku pribadi masih begitu canggung untuk bisa beradaptasi dengan kemajuan tekhnologi di Singapura yang menerapkan sistem kamar mandi kering alias tanpa air untuk membersihkan hadast. So jangan lupa untuk teman teman yang hendak berkunjung ke Singapura selalu membawa tissue basah dan tissue kering, bila perlu membawa bekas botol air mineral untuk sarana membersihkan dari hadast.
Nah sobat Gizidat diatas adalah beberapa tips & trick untuk wisata ke negara Singapura. Semoga bermanfaat untuk kalian yang hendak melakukan perjalanan kesana. Oh iya ada satu hal yang perlu diperhatikan, selama kita di Singapura jangan lupa untuk membawa colokan listrik kaki tiga, karena disana semua colokan listrik/plug kaki tiga, jadi kita ga perlu khawatir dengan gadget kita supaya tetap bisa on dan berbagi keseruan dengan update status di akun social media masing masing.
Rasanya belum cukup puas kami berkeliling di Singapura, namun apa daya kami harus segera meninggalkannya dan beralih ke tempat wisata selanjutnya yaitu Malaysia. Pagi harinya aku beserta team Gizidat meninggalkan hotel menuju ke sub terminal untuk menaiki bus dengan lama perjalanan sekitar 5 jam menuju Malaysia dengan jalan darat. Tentu saja setelah kami melewati pengecekan imigrasi di perbatasan Singapura dan Malaysia sebagai laporan bahwa kami telah meninggalkan negara Singapura. 5 jam kami habiskan didalam bus dengan pemandangan hutan di sepanjang perjalanan. Kami sempat berhenti sebentar di rest area untuk membeli air mineral dan beberapa snacks. Beberapa orang juga terlihat turun untuk membuang hajat, dan alangkah senangnya ternyata kamar mandi di Malaysia hampir sama dengan di Indonesia yang menyediakan air untuk membasuh hadast.
Alhamdulillah setelah melewati rasa bosan di dalam bus akhirnya kami sampai di Malaysia. Kesan pertama turun dari bus yaitu datar alias biasa aja. Seperti kami menjejakkan kaki di negeri sendiri. Hawa panas cuaca terik dan polusi yang tinggi, ya itulah kesan pertamaku. Kebetulan di depan hotel  tempat kami tinggal selama 2 malam 3 hari di Malaysia sedang mempercantik diri, berdiri rancangan bangunan pencakar langit yang tinggi menjulang. Sepertinya akan dibangun sebuah hotel juga, mengingat tempat kami tinggal lumayan di tengah kota. Dan peluang itu ditangkap sempurna oleh pebisnis dengan mendirikan hotel untuk menampung pundi pundi dari kami salah satunya sebagai turis.
Kamis 16 Januari 2020, petualangan kami lanjutkan menuju menara kembar/Twin Tower Petronas diiringi dengan hujan lebat. Seolah tidak mau kehilangan moment berharga kami pun rela berbasah basahan didepan proyek bangunan hanya beratapkan emperan triplek sembari kami menunggu Grab Car sebagai alternative transportasi yang kami pilih dikarenakan bus yang akan kami tumpangi sangat lama tidak melintas dan baju kami sudah mulai basah. Arus lalu lintas lumayan padat merayap, waktu perjalanan kami tempuh kurang lebih 30menit untuk sampai di Twin Tower Petronas. Yess hasrat untuk mengabadikan potret diri bersama produk kebanggaan Gizidat pun kembali menyala. This is it...
Tempat wisata yang kami kunjungi keesokan harinya di Kuala Lumpur adalah :
- Batu Caves
Merupakan kuil untuk beribadah umat hindu, bangunan itu terdiri dari 570 anak tangga tinggi menjulang dengan beraneka warna yang menarik untuk dijadikan spot foto. Waktu kami tiba disana bersamaan dengan umat hindu yang berada di tempat tersebut sedang melakukan ritual keagamaan.
- Petaling Street
Dari Batu Caves kami beralih ke Petaling street yang merupakan kawasan pecinan di Kuala Lumpur. Banyak kios yang menjual aneka kerajinan tangan dan pernak pernik untuk dijadikan oleh oleh. Jam makan siang tidak kami sia siakan, kami kembali berburu makanan dan singgah di kedai makan India muslim yang menjual nasi lemak, nasi briyani, prata (martabak) dan lain lain. Dibandingkan di Singapura rasa makanan di Malaysia lebih pas selera di lidah kami.