Menurut BNPB, sejak peristiwa tsunami 2004 silam, pengetahuan masyarakat Indonesia tentang bencana mulai meningkat. Masyarakat mulai terbuka wawasannya mengenai segala bentuk ancaman bencana yang bisa timbul sewaktu-waktu. Namun, ini tidaklah cukup, karena pengetahuan saja tanpa ada perubahan sikap dan perilaku dalam mencegah dan mengantisipasi bencana maka akan sia-sia.
Dibutuhkan budaya sadar bencana yang baik dari masyarakat kita agar mampu berdamai dengan takdir berada di bawah ancaman bencana.
"Budaya sadar bencana itu secara sederhana berarti adanya kesadaran yang mampu menuntun sikap dan perilaku masyarakat dalam mencegah, mengantisipasi dan menangani bencana.
Cerminan Budaya Sadar Bencana:
- Tidak tinggal di daerah rawan bencana seperti bantaran sungai maupun di bibir tebing.
- Tidak membuang sampah di saluran air seperti selokan mapun sungai.
- Tidak menebang hutan tanpa menanami kembali.
- Tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar.
- Tidak mencuri maupun merusak alat peringatan dini yang telah terpasang.
- Tahu cara menyelamatkan diri saat bencana terjadi
Namun, fakta di lapangan menunjukkan sebaliknya. Masih banyak yang membuang sampah di sungai, tinggal di bantaran kali, maupun di lereng-lereng bukit yang rawan longsor. Masih ada yang melakukan pembakaran hutan dan tega mencuri alat deteksi bencana. Ketika bencana terjadi masyarakat kita pun belum terlatih menghadapinya.
Kondisi di atas yang menyebabkan banyaknya bencana alam yang terjadi karena akibat perbuatan manusia itu sendiri. Ditambah lagi ketika bencana datang, respon kita belum sesigap masyarakat dan pemerintah Jepang.
Melihat fakta masih rendahnya budaya sadar bencana di masyarakat, Â pemerintah mengemban tugas berat, diantaranya:
- Implementasi tata ruang yang benar
- Penegakkan hukum
- Membekali kemampuan menyelamatkan diri
- Membekali PEMDA hingga ke level rt/rw dengan manajemen tanggap darurat yang baik
- Menyediakan dana penanganan tanggap darurat dan recovery yang memadai
Lewat Radio Kita Bangun Budaya Sadar Bencana
Berbagai upaya sosialisasi budaya sadar bencana telah dilakukan melalui beragam media seperti media online, media cetak, media luar ruang, media tradisional, media tatap muka dan media penyiaran. Salah satunya media radio.
Sebagai salah satu media penyiaran, radio memiliki peran strategis dalam menyampaikan informasi, sebagai media edukasi, media propaganda dan media hiburan. Keberadaan radio, sejak dahulu mampu menjangkau hingga ke pelosok desa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!