Mohon tunggu...
Ety Budiharjo
Ety Budiharjo Mohon Tunggu... profesional -

Cinta Dengan Menulis, Menulis Dengan Cinta. My Blog is : etybudiharjo.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Antara Gerimis, Gemerincing Rupiah dan Organ Reproduksi

25 Juli 2016   16:30 Diperbarui: 26 Juli 2016   05:19 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah siapa ?

Dosa siapa ?

Ratusan bahkan ribuan pertanyaan berkecamuk dalam pikiran saya. Mereka adalah anak remaja yang seusia dengan anak-anak perempuan saya di rumah. Seks mereka sedang diperjual belikan. Mereka keluar tanpa perlindungan, bahkan berada dalam kondisi BAHAYA ! Mereka rawan akan kekerasan fisik, mental dan seks tentunya. Bahkan yang paling mengkhawatirkan adalah soal kesehatan infeksi seksual, alkohol dan obat-obatan terlarang.

Pada tahun 2003, ILO – IPE melakukan penelitian di wilayah Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jakarta dan Jawa Barat, temuan dari penelitian tersebut bahwa trafficking di Indonesia menjadi masalah yang sangat kompleks karena diperluas oleh faktor ekonomi dan sosial budaya.

Karena begitu kompleksnya faktor internal keluarga inilah, ditemukan beberapa kasus bahwa perdagangan seksual dilakukan oleh anggota keluarga sendiri. Seperti misalnya, kasus Ibu yang menjual anak gadisnya atau Paman yang menjual keponakannya. Beberapa kasus seperti ini memang tidak datang sendiri, banyak pemicu dari dalam keluarga.

Kualitas hidup miskin di daerah pedesaan dan desakan kuat untuk bergaya hidup materialistik membuat anak dan orang tua rentan di eksploitasi. Di samping itu pula, masih adanya sikap diskriminasi terhadap anak perempuan, seperti kawin muda, nilai keperawanan, pandangan anak gadis tidak perlu pendidikan tinggi juga menjadi kunci faktor pendukung.

Indonesia Darurat Trafficking

Kasus yang dialami oleh gadis remaja bernama Yuyun merupakan salah satu dari kejahatan seks. Padahal saat ini Indonesia sudah berada dalam kondisi Darurat Trafficking. Kejahatan trafficking sudah tidak bisa dianggap main-main lagi. Jika pemerkosa hanya melukai satu atau dua anak gadis saja, tapi tidak dengan trafficking ( maaf bukan saya mengkerdilkan kasus Yuyun ). Kejahatan trafficking melukai banyak remaja putri Indonesia, bahkan tiap jam sebanyak 40.000 – 70.000 remaja putri menjadi korban sindikat perdagangan anak ( sumber : Kompas Perlindungan Anak ).

Dalam laporannya Child Wise Tourism, Australia Region Wisata Seks ASEAN 2007 menemukan fakta lain dari trafficking, yaitu Indonesia menjadi Negara ke – 3 terbesar dalam perdagangan anak di Asia Tenggara.

Bahkan menurut pemerhati anak sekaligus sebagai Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI ), Dr. Seto Mulyadi mengatakan, posisi ke tiga itu menjadi bukti bahwa Indonesia sudah menjadi salah satu sumber ‘pasokan’ di Asia Tenggara.  Dan tiap tahunnya 150.000 anak diperdagangkan untuk tujuan seksual dengan batas usia di bawah 18 tahun. Data ini bersumber dari Koalisi Nasional Eksploitasi Seksual Komersial Anak.

Kejahatan trafficking tidak berhenti sampai di situ saja, DR. Poppy Lolo SH, MH dalam bukunya Perdagangan orang sebagai Extra Ordinary Crime, menyebutkan bahwa sebanyak 30% korban perdagangan manusia di dunia merupakan orang Indonesia. Sungguh saya sangat tidak menyangka bahwa perdagangan seksual remaja putri Indonesia sudah menggila sedemikian rupa.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun