Mohon tunggu...
Saepudin Zuhri
Saepudin Zuhri Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik

Belajar mendidik diri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kejenuhan

21 Mei 2020   17:08 Diperbarui: 21 Mei 2020   17:13 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dinu bukan remaja sembarangan. Saat remaja lain sibuk dengan Facebook, ia justru sedang sibuk berpikir tentang keadilan. Saat yang lain asyik Twitter, ia malah membaca filsafat. Jangan pernah mengajaknya berdebat, karena ia memiliki segudang teori. Yang lain kecanduan game online, ia sedang kecanduan misteri alam semesta.

Namun, ada yang berbeda dengannya akhir-akhir ini, Dinu seperti kehilangan gairah. Lunglai, letih dan tak bersemangat. Logikanya yang cemerlang tak mampu menemukan jawaban atas masalahnya. Masalah itu adalah kebosanan, boring alias jenuh.  Mau bertanya pada ustaz di masjid, ah pasti jawabannya sudah dapat ditebak. Tapi, iseng-iseng 'kan boleh juga, pikirnya.

"Ustaz, apa obatnya supaya enggak bosan?"

"Nanti saja datang ke rumah!" jawab ustaz Suheri dengan yakin.

"Lho kok jawabnya mesti di rumah? Di sini aja!" paksa Dinu.

"Kalau mau jawabannya ya di rumah, tapi terserah Dinu!" Ustaz berkelit.

"Iya, saya bareng ke rumah Ustaz sekarang!" Dinu pun menurut.

Mereka berdua pun berdiskusi di rumah ustaz, menariknya justru Ust. Suheri belum menjawab pertanyaan Dinu. Hingga hari ketiga, Dinu sudah tidak sabar lagi dengan jawaban yang dipintanya.

"Ustaz, saya ingin jawabannya sekarang, kalau tidak bisa menjawab bilang aja, jangan selalu ditunda-tunda!" Dinu sepertinya sudah tidak sabar dan sedikit terpancing emosinya.

"Baik. Ternyata penyakit bosanmu mulai akut. Tapi sebelumnya saya ingin bertanya pada Dinu, sebutkan minuman apa yang diminum saat hari pertama, kedua dan sekarang ini?" ustaz balik bertanya.

"Ustaz ini gimana, malah nanya lagi. Hari pertama es jeruk, hari ke dua teh manis dan hari ini cuma air putih. memangnya kenapa?"

"Es jeruk kandungan utamanya air, teh manis juga air, dan yang engkau minum sekarang juga air. Untuk menjadi es jeruk engkau harus bersabar menyiapkan jeruk, es dan gula. Sedangkan teh manis, engkau harus mengolah air, teh dan gula. Begitu pula dengan air yang sekarang engkau minum, sebelumnya  harus menanaknya dan menuangkannya ke dalam gelas agar dapat diminum. Semuanya engkau minum di rumahku tanpa bosan, karena disajikan dengan berbeda tiap harinya dan disiapkan dengan baik oleh istriku."

"Maksudnya apa?" Dinu memotong.

"Rasa bosanmu, karena engkau tidak sabar untuk mengambil hikmah dari setiap gerak hidupmu. Padahal Allah menganugerahkan nikmat yang berbeda setiap waktu dan melayanimu dengan baik setiap saat, gratis!"

Dinu terdiam, jawaban yang membuatnya malu karena ia tidak mampu melihat air dalam es jeruk. Melihat kasih sayang Allah dalam hidupnya. Melihat cinta Tuhan, yang menganugerahkan bermacam-macam kesenangan yang berbeda setiap saat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun