Mohon tunggu...
Erwin Alwazir
Erwin Alwazir Mohon Tunggu... Karyawan Swasta

Rayakan Kata dengan Fiksi, Politik, Humaniora dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Perang Opini Pemerintah vs PSSI Menyangkut Evan Dimas dkk

1 Juni 2015   00:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:25 1486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Senin, (1/6) waktu Singapura, Timnas U-23 akan memulai kiprah perdananya di ajang Sea Games 2015 menghadapi negara anti Rohingnya, Myanmar. Di pertandingan berikutnya Evan Dimas dan kawan-kawan akan menghadapi negara lainnya yang tergabung di grup A, yakni, Kamboja, Filipina dan tuan rumah, Singapura.

Berdasarkan peringkat yang dirilis FIFA 5 April 2015 lalu, Indonesia berada diperingkat 159 dan sedikit lebih baik dari Singapura yang berada diposisi 162 dan Kamboja (179). Sementara Filipina di posisi 139 merupakan peringkat kedua terbaik di ASEAN setelah Thailand yang berada di peringkat 125. Namun peringkat bukan jaminan. Walau Filipina atau Timor Leste peringkatnya sedikit lebih baik dari Indonesia, sebenarnya secara materi pemain dan prestasi kedua negara tak begitu menonjol. Kita percaya Evan Dimas dan kawan-kawan tidak akan terpengaruh dengan peringkat tersebut dan akan bermain mkasimal. Hasilnya sangat tergantung dari beban psikologis timnas menyikapi sanksi yang telah dijatuhkan FIFA. Mereka bisa bangkit merengkuh gelar yang didambakan atau kembali mentahbiskan diri sebagai negara terbesar di ASEAN dengan prestasi terkecil selama puluhan tahun.

Menaiknya, apa pun hasil yang dicapai oleh Timnas kelak, maka dua pihak yang berseteru di Tanah Air sudah siap untuk melakukan perang opini.

Kemungkinannya ada dua.

Pertama, Jika Evan Dimas berhasil menjuarai sepakbola Sea Games, pemerintah akan menepuk dada dan menyampaikan kepada publik kalau hasil yang dicapai tersebut disebabkan oleh bangkitnya motivasi pemain setelah pemerintah membekukan federasi yang dianggap sarat mafia dan korup. Sementara PSSI juga akan membusungkan dada dan menyatakan kalau tuduhan pemerintah federasi mereka minim prestasi tidak terbukti. Nyatanya walau belum diakui negara mereka bisa menjadi juara tingkat ASEAN, apalagi kalau sudah diakui. Jangankan Asian Games, Piala Dunia saja mereka yakin mampu menembusnya.

Kedua, jika hasil yang dicapai Evan Dimas sejeblok para pendahulunya, bisa diprediksi, kedua belah pihak (pemerintah-PSSI) akan terlibat perang opini yang sifatnya saling menyalahkan. Pemerintah dalam hal ini Kemenpora dan Tim Transisi serta merta akan menyalahkan PSSI yang dianggap gagal melakukan pembinaan pemain usia muda sekaligus membenarkan keputusan mereka untuk membekukan PSSI, sementara PSSI berbalik menyalahkan pemerintah yang menyebabkan pemain tak bergairah menghadapi laga setelah induknya 'dimuseumkan' sementara.

Perang opini menyangkut apa pun hasil yang dicapai Evan Dimas dkk di Singapura dipastikan tak jauh-jauh amat dari dua kemungkinan tersebut. Nggak percaya? Kita lihat saja ujungnya. Jangan lupa membaca artikel-atikel senada di Kompasiana pasca tampilnya Timnas di Singapura. Aroma politisnya pasti sangat kental seperti biasanya. Kalau prediksi ini meleset, harap dimaklumi. Saya selalu gagal mendapatkan sertifikat paranormal!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun