"Gedung-gedung tinggi Jun. Gedung tinggi! "
Kedua mata Jun terperangah mendengar penuturan Samsu. Kata Jun menimpali, Orang-orang itu makan dari mana, padahal tidak ada sawah.
"Hasil sawah kita ini dikirim ke Jakarta, Jun, supaya mereka tetap selamat dan tidak kelaparan. Tapi beli, semua serba beli. Tidak ada yang gratis. Yang gratis cuma bernafas dan kentut. "
Dari cerita Samsu itu, pagi hingga Jelang siang Jun hanya melamun saja. Dan, dua hari kemudian ia direstui oleh orang tuanya untuk turuti ajakan Samsu.
________
Tiba di Jakarta saat dini hari. Kendaraan yang ditumpangi Jun, Â Samsu, dan pengemudinya masuk ke sebuah rumah yang berpagar tinggi.
Jun terpana melihat kenyataan ini. Samsu anak tetangga di kampungnya  telah sukses dan menundukkan Jakarta. Hatinya mengagumi.
Ketika melangkah ke dalam rumah semua yang dilihat serba bagus. Namun ia sedikit terganggu tatkala tiga orang perempuan dan tiga lelaki ada di ruang tamu sedang bersenda gurau bebas seraya minuman keras beberapa botol ada di meja.
Sembari melangkah ragu, tepukan mendarat di bahu Jun oleh Samsu agar tidak memperdulikan mereka.Â
Dan Samsu hanya melambaikan tangan, sekaligus mengedipkan mata kirinya pada kawan-kawannya  itu dan membawa Jun menempati kamarnya.
Di kamar Jun bertanya-tanya, apa yang dikerjakan oleh Samsu itu. Namun belum juga banyak yang terjawab, dan belum cukup juga istirahatnya, terdengar suara lantang dari balik luar pagar agar semua orang yang di dalam menyerah dan tidak melakukan perlawanan.
Ternyata Polisi datang secara cepat dan masuk, lalu menangkap dan menggeladah semua yang ada di dalam rumah.
Â