Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sisa-sisa Nasi

25 Februari 2024   12:09 Diperbarui: 25 Februari 2024   12:15 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sekarang harga butiran beras melambung tinggi tapi secomot nasi banyak tersisa di sudut meja dari piring sebuah warung. Orang-orang yang menikmati punya alasan kenyang tak peduli lagi.

Terlihat di balik pintu sisa nasi di karung tengah bersandar tenang. Menunggu waktu untuk dibuang.

Sementara sebungkus nasi pengamen beli. Ia santap tanpa ragu seraya matanya melirik ke arah pintu. Sisa nasi yang di karung itu membuatnya serasa diiris sembilu.
Merintih! 
Perih!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun