Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kelereng dan Sebuah Cangkir

23 Februari 2024   06:57 Diperbarui: 23 Februari 2024   07:37 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ratusan kelereng disebar  dan menggelinding jatuh dari ketinggian anak tangga suatu gedung
Di bawahnya hanya sebuah cangkir kosong yang diam
Cangkir berharap satu atau lebih kelereng datang mengisinya
Namun tampak sulit terisi karena  cangkir itu hanya diam menunggu dan menyaksikan 

Tapi manusia bukan cangkir
Ia akan menjemput peluang yang datang sebagaimana kelereng yang jatuh itu guna meraih harapan yang diimpikan
Maka  bergeraklah!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun