Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Atas Nama Cinta

3 Oktober 2022   14:07 Diperbarui: 3 Oktober 2022   14:09 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cinta bukan serpihan jiwa semata
Datang dan pergi  cuma sekejap hanya untuk menjumpai raga
Saling menikmati kemudian tanpa sesal, dan salah
Dibuai nafsu hewani  bergumul basah

Berlumur
Mencakar
Meronta
Mencabik-cabik akar tanpa rasa

Kertas-kertas kemudian dilempar ke ujung kelam
Benih-benih meradang menyimpan dendam
Tapi justru mereka  tertawa senang
Di balik kepedihan yang kelak bakal datang

Padahal cinta itu untuk dimengerti
Merangkul jiwa-jiwa dalam pelukan insani
Yang ditopang sendi-sendi hasrat bertulang ilahi
Kelak terjelma dalam pernikahan yang suci

Wahai jiwa-jiwa penuh cinta
Tidak dara maupun perjaka
Janganlah coba-coba
Menuai gejolak birahi atas nama cinta

Karena rasa cinta bukan sekadar untuk saling mencicipii raga  yang menepis  nila-nilaii harga diri  yang  suci dan hakiki

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun