Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sahabatku yang Malang

14 September 2022   06:52 Diperbarui: 14 September 2022   07:40 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Si Kun mematuk-matuk kemudian kutu-kutu yang ada di bagian tubuh kerbau. Satu jam ia lakukan hingga kerbau tertutup matanya keasikan. Tertidur.

Si Kun kemudian puas, dan kenyang. Mau membangunkan tidak tahu caranya, maka ia tinggalkan begitu saja kerbau itu.

Ia kembali pada kawanannya yang juga merasa kehilangan. Dua dari mereka menyapa si Kun.

"Kamu kemana saja?"kata koleganya khawatir, tapi si Kun membisikan pada keduanya habis makan enak dari kutu kerbau.

"Aku diajak dong besok,"pinta mereka penasaran.

"Siap, siap. Tapi diam-diam ya,"balasnya.

Keduannya senang, lalu mereka beriringan terbang, pulang tidak tahu kemana.

***

Esoknya bertiga mereka memisahkan diri dari kelompoknya tidak terlalu sore. Si Kun jadi juru arah untuk datangi kerbau betina yang biasa menghabiskan waktu sore hari di sungai dekat rawa.

Namun mereka tidak melihat si kerbau betina. Di sungai cuma ada dua saja. Keduanya pejantan.

"Kemana si kerbau betina,"pikir si Kun bertanya-tanya yang dilirik pula oleh kedua rekannya ingin tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun