Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kenangan 17

14 Agustus 2022   14:51 Diperbarui: 14 Agustus 2022   15:16 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Begitu bathinnya Zaid. Merdeka bagi dirinya karena sudah tunaikan tugas, dan mengantarkan penumpang itu ke pintu gerbang rumah sakit dengan selamat.

***

Tanggal 17 Agustus, puncak hari kemerdekaan diperingati di RT kediaman Zaid dengan lomba segala macam. Anaknya juga turut merayakan pesta itu dengan ikut lomba makan krupuk, adu cepat jalan dengan sendok yang ada kelerengnya yang dijepit gigi  di mulut, dan lain-lain. Di situ juga ia bertemu dengan suami dari istrinya yang tempo hari di antarnya ke rumah sakit.

"Terima kasih, bang Zaid. Anak, dan istri saya selamat, dan bayi ini namanya Agus Zainudin. Mohon izin nama abang di kenakan untuk kenang-kenangan,"bisiknya hangat.

Zaid tak bisa menimpali ucapan itu meski bisa dijawabnya dengan canda. Tapi baginya ini urusan nama yang juga doa dari orang tua. Sebagaimana nama dirinya Zaid Zainudin yang diberikan oleh kedua orang tuanya itu. Sebuah nama adalah doa.

Doa itu juga yang membuatnya bisa SEDIKIT berguna bagi bangsa, negara, dan agama sesuai cita-citanya  ketika masih di sekolah dasar dulu.

DIRGAHAYU 77 TAHUN INDONESIA MERDEKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun