Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kenangan 17

14 Agustus 2022   14:51 Diperbarui: 14 Agustus 2022   15:16 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Karena sama-sama merah putih,  saat Zaid diminta untuk putar balik bajajnya, ia tegas menolak. Orang yang meminta Zaid untuk putar balik, dan merasa ditolak itu menggebrak pintu bajajnya. Sembari bilang, "abang ini tidak paham betul, kami ini sedang berjuang untuk rakyat supaya nasib buruh sejahtera!"

"Bodo amat!"balas Zaid tajam seraya mendesak pada mereka untuk dibiarkan  lewat.

Karena dipandang bandel oleh para demonstran itu, lantas bajaj Zaid dikerumuni. Salah satu dari mereka berteriak keras," Abang bajaj ini bagaimana. Kami ini sedang membawa aspirasi rakyat menolak UU Cipta Kerja. Cepat putar balik!"

"Cipta kerja, cipta kerja. Ini urusan ciptaan Tuhan!"tanpa tedeng aling-aling Zaid keras menimpali.

Mendengar sengitnya Zaid, mereka yang mengerumuni melongok juga akhirnya ke arah penumpang yang ada di belakang bajaj itu, dan tanpa perintah Zaid semua membuka jalan. Bahkan laju bajajnya ini akhirnya dikawal pula oleh dua motor demonstran itu dengan sirine.

Zaid merasa menang, dan kemudian kembali menyanyikan lagu kemerdekaan dengan semangat. Kedua penumpangnya tersenyum juga, meski mereka kuatir tak cepat sampai sesuai waktunya. Tapi karena dikawal oleh dua motor para demonstran itu, akhirnya tiba juga Zaid di gerbang rumah sakit.

Suami penumpang itu, lekas menggandeng istrinya untuk turun dari bajaj. Lalu membayar ongkosnya pada Zaid. Zaid menerima, dan gembira mengantarkan penumpangnya yang sedang hamil tua, dan siap melahirkan itu ke rumah sakit yang dituju ini dengan selamat sentausa.

Dua pengawal tadi, bagian dari demonstran itu, ketika Zaid hendak jalankan bajajnya kembali disempatkan untuk memberi hormat pada Zaid dengan sebenarnya tanpa ragu. Zaid juga membalasnya sigap.

"Kayak aparat aja kita ini,"kata Zaid terkekeh.

Kedua demonstran itu juga terbahak, senang dengan usahanya, juga Zaid yang sudah memberikan baktinya lewat cara masing-masing. Mereka pun berpisah kemudian, untuk kembali dengan urusan yang mereka jalankan.

Di dalam bajaj sepanjang jalan tak henti Zaid menyanyikan lagu-lagu nasional. Kali ini ia lantang, nyanyikan lagu di bajajnya, "sorak-sorak bergembira, bergembira semua. Sudah bebas negeri kita, Indonesia merdeka. Indonesia merdeka, MERDEKA!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun