Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Relawan Politik Perlu, tapi Musuhan Jangan!

6 Agustus 2022   16:39 Diperbarui: 8 Agustus 2022   08:00 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai relawan tentu seorang atau kelompok orang ini memiliki tanggungjawab untuk tidak hanya sekadar meraih kemenangan atas pilihannya lewat cara yang tidak demokratis seperti menghujat, caci maki, black campaign, dan sejenisnya, tetapi ia memiliki peran untuk memastikan bahwa kontestasi demokrasi nasional ini untuk kepentingan rakyat semua. 

Baik untuk yang belum memenuhi suara sah nasional maupun yang sudah. Baik yang terpilih menjadi presiden, wakil presiden, maupun yang tidak. 

Di sini mesti disadari pula, tiada lagi persoalan kontestasi dengan rumus menang kalah, karena bisa dilihat pada susunan kabinet 2019-2024 ini (kecuali para penjudi!). 

Oleh karenanya, akan menjadi sesuatu hal yang sia-sia, apabila hadirnya relawan politik ini tidak diimbangi oleh kesadaran politik yang optimal. 

Sadar politik ini lebih kepada proses sosialisasi pada masyarakat di akar rumput, bahwa pesta demokrasi itu menggembirakan, dan tidak menakutkan, apalagi sampai bermusuhan. Tidak demikian. 

Untuk itu dibutuhkan kemauan dan keberanian elit politik, dan elit relawan politik yang tersebar dari beragam latarbelakang, baik itu pensiunan jenderal tentara, jenderal polisi, pengusaha kakap, profesional, kalangan cendekiawan.


Untuk pertama, mendistribusikan pemahaman bahwa kontestasi politik ini sebagai usaha untuk meningkatkan partisipasi masyarakat hingga tingkat akar rumput terhadap jalannya suatu roda pemerintahan kelak. 

Kedua, pesta demokrasi ini merupakan hajatan rakyat secara nasional sebagai manifestasi daulat rakyat, untuk memilih pemimpinnya yang amanah, dan berintegritas. 

Ketiga, memobilisasi relawan politik tanpa kecuali, dengan membangun kesepakatan, dan konsesensus antarrelawan politik yang berbeda pilihan. 

Ketiga hal itu barangkali bisa menjadi ikhtiar untuk tidak munculnya usaha dari kelompok kepentingan tertentu, dengan tujuan tertentu yang justru tidak produktif, dan cendrung destruktif. 

Apalagi pesta demokrasi lima tahunan ini kadang bisa dianggap sebagai area untuk mengadu domba rakyat untuk merusak tatanan persatuan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun