Mohon tunggu...
ERRY YULIASIAHAAN
ERRY YULIASIAHAAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Maafkan Aku, Aurellia"

14 Mei 2023   17:26 Diperbarui: 14 Mei 2023   20:26 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan "Old Man in Sorrow" (“On the Threshold of Eternity”) karya Vincent van Gogh (Sumber: Fine Art America)

Sama dengan para penunggu yang lain, dia terus berdoa mengharapkan mukjizat terjadi. Namun, dia juga harus siap jika sewaktu-waktu muncul pengumuman di pengeras suara: "keluarga Luis harap menemui dokter".

Panggilan yang biasanya berakhir dengan tangisan. Panggilan serupa itu menjadi penanda kondisi pasien pada tahap terminal kritis dan keluarga diberikan kesempatan untuk berdoa di ruang pasien, mengucapkan kata-kata akhir di telinga pasien.

"Pegang tangan Tuhan, Dad," kata Kalena. "Maafkan Kalena, belum bisa maksimal mengurus Daddy. Kalena sayang Daddy."

 ***

Mata Kalena berkaca-kaca. Di tangannya, sepucuk surat sudah lepas dari amplopnya. Dia duduk di ruang khusus di rumah jompo. Petugas meninggalkannya sendirian untuk membaca surat itu.

"Maafkan Daddy, Kalena. Daddy sayang pada Kalena. Peluk kasih Daddy untuk Kalena," demikian kata-kata di ujung surat itu.


Luis ingin memastikan bahwa dirinya tidak ingin mengulangi penyesalannya, kehilangan momen untuk meminta maaf dan menyatakan rasa sayangnya kepada Kalena, putri semata wayangnya. ***

Bogor, 14 Mei 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun