Mohon tunggu...
Erni Febriyani
Erni Febriyani Mohon Tunggu... Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Menulis untuk mengeluarkan suara yang tak pernah didengar. Meluangkan hati yang gusar. Inilah karyaku, ditorehkan dari kenyataan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cinta yang Tumbuh di Tengah Pendidikan, Pertumbuhan atau Pengalihan?

4 Juli 2025   09:54 Diperbarui: 4 Juli 2025   10:09 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apakah cinta dan pendidikan bisa berjalan bersamaan? Atau justru malah menyesatkan?

Tidak ada yang melarang cinta hadir di tengah proses belajar. Tapi yang jadi pertanyaan adalah: apakah cinta yang datang di usia pendidikan justru membantu tumbuh, atau malah membuat tersesat?

Karya: Erni Febriyani

Pendidikan bukan hanya tentang ruang kelas, nilai, atau gelar. Lebih dari itu, pendidikan adalah proses panjang dalam membentuk manusia seutuhnya, baik pikiran, emosi, karakter, dan kesadaran dirinya. Melalui pendidikan, seseorang diajak untuk berpikir kritis, mengenal diri, membangun empati, dan menyusun masa depannya secara sadar. Namun dalam prosesnya, tidak sedikit peserta didik yang akhirnya terseret dalam dinamika hubungan asmara. Cinta yang datang di usia belajar seringkali terdengar manis, tapi tidak jarang justru menyisakan luka yang tak terlihat.

Cinta dalam dunia pendidikan, bukan hanya romansa antara dua insan muda. Dalam dunia pendidikan, cinta bisa jadi energi, tapi juga bisa jadi ilusi. Ia bisa memberi semangat untuk menjadi lebih baik, namun bisa juga membuat seseorang kehilangan fokus dan identitas. Cinta yang hadir di usia belajar, sering belum didampingi oleh kesiapan emosional maupun pemahaman akan tanggung jawab. Maka ketika cinta dibangun dalam proses pendidikan, seringkali ia tidak tumbuh untuk membentuk, tapi tumbuh untuk mengalihkan.

Ketika cinta tumbuh di tengah masa belajar, tak jarang ia menuntut hal-hal yang tak seharusnya menjadi prioritas. Waktu yang seharusnya digunakan untuk memahami pelajaran, menulis cita-cita, atau mengembangkan potensi diri, perlahan digeser oleh janji temu, pesan-pesan panjang, atau luka yang tak kunjung sembuh. Pendidikan menuntut kedisiplinan, cinta menuntut perhatian. Di antara keduanya, manusia muda sering bingung memilih mana yang harus lebih dulu diperjuangkan.

Dalam beberapa kasus, cinta memang bisa menjadi penyemangat. Tapi itu hanya terjadi ketika cinta dan pendidikan berjalan bersama kedewasaan. Sayangnya, kedewasaan tidak hadir bersamaan dengan usia, melainkan melalui proses jatuh dan bangun yang panjang. Sementara cinta yang datang terlalu dini, sering kali belum punya cukup ruang untuk tumbuh secara sehat. Ia memaksa seseorang untuk "menjadi dewasa" sebelum waktunya, dan justru berisiko mengganggu perjalanan pendidikan yang belum selesai.

Lalu, apakah cinta dan pendidikan tidak bisa berjalan berdampingan? Bisa. Tapi hanya jika keduanya dibangun atas kesadaran, bukan sekadar perasaan. Hanya jika cinta hadir bukan untuk menyelipkan janji manis, tapi untuk saling mendukung dalam proses tumbuh. Dan hanya jika cinta tidak menjadi pusat hidup, melainkan bagian kecil dari perjalanan panjang yang bernama pembentukan diri.

Karena sejatinya, pendidikan adalah ruang untuk membangun masa depan, sedangkan cinta adalah sesuatu yang akan lebih indah jika tumbuh setelah fondasi diri telah kokoh. Dalam pendidikan, kita belajar menjadi manusia yang utuh. Dan cinta, jika memang sejati, akan datang di saat yang tepat, bukan untuk mengganggu arah, tapi untuk menemani langkah.

Jadi, kalian tim menjalankan cinta dan pendidikan secara beriringan, merelakan cinta demi pendidikan, atau justru merelakan pendidikan demi cinta?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun