Sesiang-siangnya hari puasa Ramadhan, saya sempat membaca sebuah artikel berita seputar hubungan puasa dan kesehatan. Dilansir dari laman detik.com (18/03/2024), berjudul: ”Apa yang Terjadi Pada Tubuh saat Puasa Seharian? Begini Kata Ahli Medis.”
Di benak kita, puasa berarti tidak makan, minum, dan menahan nafsu lainnya (di siang hari). Itulah yang sering kita dengar nasehat agama melalui para penceramah selama Ramadhan.
Untungnya, saya di-refresh dengan satu persfektif lain. Persis, puasa dalam persfektif medis, kesehatan.
Paling tidak, persfektif kesehatan turut memberitahukan pada kita tentang pentingnya puasa. Belum lagi perfektif lain.
Seperti persfektif atau sudut pandang spiritual dan sosial kemanusiaan dari puasa. Banyak persfektif tentang puasa.
Apa dampak puasa menurut tinjauan kesehatan. Dampak yang dahsyat dari puasa menurut ahli medis sebagaimana saya baca di detik.com. Tidak ada salahnya mungkin jika dirangkum, di sini.
Pertama, puasa ternyata bisa meningkatkan kesehatan pencernaan. Ketika kita buka puasa dipersilahkan makan kurma, cendol, kue dadar, es buah, roti bakar, bahkan makanan cepat saji.
Nanti kita sendawa baru ketahuan jika makanan yang nylempung di perut.
Tuntunannya, makan atau minum yang manis-manis dulu saat berbuka puasa. Begitu pula pola asupan saat kita makan dan minum setelah berbuka puasa.
Singkatnya, rasa kembung, refluks asam, nyeri, dan lain-lain ambyar jika kita puasa. ”Pancen Oye, Bablas Angine," kata Ki Manteb.
Puasa akan melibas bakteri jahat, menyehatkan lambung dan usus.