Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketidakstabilan Makna Bajingan

5 Agustus 2023   07:59 Diperbarui: 31 Agustus 2023   18:21 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkenaan kata bajingan berdasarkan pernyataan dari Tuan Gerung yang menggiring pada akronim bagusing jiwo angen-angening pangeran. Oleh Profesor ahli bahasa mengatakan sebagai kata-kata yang hanya othak-athik alias rekaan yang dihubung-hubungkan. 

Kata bajingan menurut Tuan Gerung bisa diimprovisasi. Kata bajingan diseret dalam makna yang 'belum jelas' sebagai makna negatif, seperti penggunaan saat sekarang. 

Profesor ahli bahasa belum berbicara deep structure dari kata bajingan. Makna asli yang positif dari kata bajingan ‘belum jelas’ untuk menyamarkan makna negatif. Kata bajingan memiliki makna yang bisa diteka-tekikan. Tidak heran, kata bajingan menyandang makna asal (arche meaning), yaitu ‘sais’ atau ‘kusir’ gerobak daripada makna yang jelek. Perkaranya, masyarakat Jawa saat ini sudah tidak menggunakan kata bajingan sesuai makna asal atau aslinya.

Hal yang menarik. Satu sisi, kepluralan makna bajingan terbuka bagi penafsiran. Ia berubah menjadi makna yang vulgar dan jelek. 

Sisi lain, Tuan Gerung akan terjebak dengan penggunaan kata bajingan menurut makna aslinya. Meskipun Tuan Gerung mempertahankan kata bajingan menurut makna aslinya sekaligus diperhadapkan dengan makna 'yang pasti' sebagai makna negatif dan kasar dalam kekinian.

Huruf-huruf vokal lenyap dalam kata bajingan. Yang ada menurut profesor ahli bahasa, Sahid Teguh Widodo, yakni huruf-huruf konsonan B,J,G. Sama sebelumnya. Kata bajingan hanya direka-reka dan dihubung-hubungkan agar tidak terkesan norak. "Ba bisa Bagus, Ji diambil Jiwo, Ng, angen-angen, An Pangeran." Makna dari kata bajingan dianggap sebagai makna yang belum pasti sebagai makna positif. Teksnya tidak keliru. Tetapi, tataran konteks dari kata bajingan berdasarkan makna yang plural menjadi masalah. Akronim Ng, angen-angen bisa juga bermakna 'kangen' atau rindu. Pangeran secara makna yang sempit berubah dari putra dari raja menjadi makna yang luas, diantaranya yang 'tinggi'.


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata bajingan bermakna penjahat, pencopet atau makian untuk orang yang kurang ajar. Makna positif dari kata bajingan samar atau belum jelas dan lenyap dalam konteks kekinian. Maknanya justeru sudah 'pasti' dan 'jelas' sebagai makna negatif dalam konteks yang sama. Makna yang 'lalu' direbut oleh makna saat 'sekarang' sebagai makna yang tidak mengenakkan.

Pada fase berikutnya, Tuan Gerung mencoba memainkan sebuah ‘permainan kata’ bajingan. Jika banyak orang yang menilai bahwa makna dari kata bajingan sebagai makna negatif dan kasar, sudah tentu hal tersebut sebagai sesuatu yang lucu dan keliru. Maksudnya?

Logika Tuan Gerung tentang makna bajingan berbeda dari pikiran pembaca atau pemirsa tercebur dalam ‘titik buta’. Oke! Usai sindiran ‘bajingan’, muncul teks tertulis itulah titik buta.

Makna dari kata bajingan lumayan plural dibiarkan berada dalam teks, yang mengandung ‘titik buta’. Suatu teks yang dimainkan kata-katanya melalui akronim bajingan. Dia membiarkan pihak lainnya terserap dalam permainan katanya. Nanti, makna bajingan yang plural mengalami jalan buntu, di situlah dia memainkan sebuah permainan kata berdasarkan isi kepalanya. Dia khatam makna dari kata bajingan. 

Tetapi, dari pihak lainnya dibiarkan sibuk ria untuk menyoroti kata bajingan. Kata bajingan dengan maknanya yang plural diarahkan pada suatu ketidakstabilan makna. Terdapat dua taraf dalam ketidakstabilan makna dari kata bajingan, yaitu ‘tanda’ dan ‘penafsiran’. Tuan Gerung dan pihak yang menentangnya gara-gara kata bajingan menimbulkan efek berupa ‘ekspresi’. Tanda terletak pada ekspresi. Kata bajingan sebagai tanda ekspresi. Sang penyentil kata bajingan, Tuan Gerung “ngeles.” Pihak penentang nampak kesal hingga geram. Mereka menafsirkan kata bajingan berdasarkan masing-masing sudut pandangnya bakal terjatuh dalam ketidakstabilan makna. Makna dari kata bajingan bisa ditafsirkan secara majemuk di tahun politik. Menjelang Pemilu 2024 begitu merangsang. Selamat menikmati ketidakstabilan makna dari kata bajingan! Daripada bawel baget, mending kita menunggu akhir episodenya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun