Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Pilihan

Metaverse: Setelah Dua Hal, Sesuaikah dengan Wujud Nyata?

22 Oktober 2022   21:55 Diperbarui: 22 Oktober 2022   22:04 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi permainana Metaverse (Sumber gambar : catchplay.com, 2018/04/14)

Permainan metaverse merupakan tiruan dan turunan dari permainan simulakra. Orang-orang bisa marah dan tertawa betul-betul nyata setelah menonton kisah anak muda yang kehilangan kasih sayang orang tuanya. Tetapi, marah dan tertawa mereka hanyalah tiruan.

Pengalaman metaverse mengandalkan mesin tanpa reset, jeda, dan akhir. Kehadiran ruang virtual bisa seseorang melihatnya setelah mencangkokkan realitas melalui imajinasi, fantasi, dan pengalaman dengan tiruan atau buatan yang dialami di ruang nyata. 

Metaverse tidak bergantung pada intuisi intelektual Kant. Permainan metaverse hadir dan lenyap melalui pengalaman, yang berlipat-ganda dengan caranya sendiri.

Mark Zuckerberg sebagai sosok teknologis yang telah menyatakan suatu horizon baru dari metaverse. Mark, 'Meta' pujaannya, yang menciptakan keriangan kecil. 

Apa yang dimaksud keriangan kecil? Karena, sebagian dirinya sudah merupakan tubuh murni dan sebagian yang lain serupa "mesin" yang dialamiahkan. Satu hal juga karena besar harapan masa depan darinya. (newsweek.com, 2021/10/28)

Beberapa pengalaman diciptakan oleh metaverse dunia virtual yang menubuh di dunia nyata. Pengetahuan dan pengalaman menghimpun mode kehidupan setelah kelahiran sosok teknologis memasuki masa depan jagat baru. 

Sosok Mark percaya pada sisi pengalaman metaverse. Secara imajinatif, terdapat kemungkinan bisa terjadi di hadapan melalui wujud virtual dan realitas yang 'bertambah' dengan caranya sendiri. Sekawanan muncul dalam Ready Player One, sebuah kisah film fiksi ilmiah yang mengutuk dirinya karena datang begitu terlambat menjadi pengalaman metaverse. Monster pikiran keluar dari ruang gelap menuju sisi terang. (fortune.com, 2021/10/28)

Memasuki Halliday Journals, tiba-tiba sosok anonim bersuara lantang, memanggil. "Hei, itu Parzival! Parzival! Pahlawanku! Banyak wujud virtual seakan-akan ingin menerjangnya untuk mengerumuni Parzival, tokoh dibalik Wade Watts merahi "kunci pertama" setelah melewati garis akhir balapan. Terdapat Tiga Kunci yang diciptakan oleh Anorak, nama Avatar dari James Halliday sang perancang game, Trilyuner. Tiga Kunci merupakan Tiga Tantangan tersembunyi yang pantas dicari. Begitulah kira-kira petikan cerita film destopia tersebut di atas berlangsung pada menit ketiga puluh lima, lebih. Ketidakhadiran subyek dalam metaverse merupakan sosok simulakra, yang sama dalam yang berbeda dan bebas berpetualang.

Tetapi, lebih dari sekedar mengganti nama menjadi 'Meta', sebuah teknologi virtual ditandai oleh media sosial mengalami 'metamorfosis', tetapi suatu mode wujud yang ditampilkan masih tetap menyatu dalam realitas baru. 

Sesuatu yang paling baru dari yang baru. Tanda ekspresi ditandai oleh pengalaman atas pengalamanyang tidak terhingga dibalikruang tidak terhingga, dunia, atau alam yang dilintasi. 

Jagat virtual antara pemikiran dan wujud dibebaskan dari ruang kosong. Ia dipolesi dengan lingkaran atau horizon dalam kehidupan bersama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun