Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Pilihan

Metaverse: Setelah Dua Hal, Sesuaikah dengan Wujud Nyata?

22 Oktober 2022   21:55 Diperbarui: 22 Oktober 2022   22:04 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi permainana Metaverse (Sumber gambar : catchplay.com, 2018/04/14)

Di era metaverse, imajinasi, fantasi, dan hasrat yang menubuh melalui teknologi paling baru menjadi hal yang biasa dialami. Dari penundaan ke horizon.

Deleuze memberi informasi yang bernilai bagi imajinasi tentang bagaimana batu karang, laut, dan sisi kehidupan lain menyertainya perlahan-lahan lenyap dan muncul kembali. 

Spesies manusia tidak mampu hidup tanpa pengetahuan dimana mereka mengumpulkan makanan untuk melangsungkan hidupnya. Mereka akan bertahan hidup hanya karena mereka percaya adanya pulau esensial. 

Karunia alam dalam kehidupan tanpa keamanan akibat perjuangan manusia tidak mencapai permukaan yang terpisah antara daratan pulau dan lautan.

Dalam satu atau cara lain, 'Pulau Gurun' (Desert Islands) merupakan sudut pandang dirinya sendiri. Suatu sudut pandang yang tidak terpisah antara lautan dan daratan. 

Imajinasi menghasilkan pulau yang benar-benar nyata melalui geografi. Pulau impian, apakah itu sebuah wujud tiruan atau wujud murni tidak menjadi permasalahan? Terpenting adalah wujudnya yang jelas asli bagi kehidupan pulau, laut, pesisir pantai, dan sekitarnya.

Desert Islands berbicara tentang sisi kehidupan dalam dirinya sendiri. Imajinasi membantu simulakra untuk mencapai "pulau" yang digambarkan sebagai tempat manusia berkelana. 

Berkat metaverse tanpa asal-usul dan rujukan dengan segala mimpi dan harapan masa depan dan kekhawatiran manusia yang membayanginya, maka simulakra tidak untuk menyembunyikan wujud aktual dan wujud virtual dalam bentuknya yang berbeda menjadi dunia lebih nyata.

Simulakra berkali-kali tidak dipercaya oleh orang-orang yang hanya mengandalkan mitos sebagai alasan penyangkalannya terhadap realitas baru dari metaverse. Apa yang terjadi dalam kelenyapan realitas, tumbuh dan menyebar dari realitas baru ke hal-hal baru lain, yang berlapis-lapis melalui metaverse. 

Wilayah penampilan metaverse menghimpun wujud virtual dan wujud nyata. Jadi, bukan lagi suatu penekanan pada virtualitas lebih nyata dari yang nyata. 

Kata lain, metaverse mencoba untuk mengatasi kedua wujud tersebut. Bukan hanya struktur, wujud virtual dan wujud nyata adalah kerangka epistemik, yang mengalir dan meledak dalam perbedaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun