Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kebebasan Akademik dan Mimpi atas Gelar yang Terberi

6 Oktober 2022   13:05 Diperbarui: 7 Oktober 2022   09:33 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua, pendekatan sosiologis. Aliansi untuk kebebasan akademik melihat lingkaran kehormatan yang penuh pemujaan pada kaum terpandang secara sosial seperti aparat atau pejabat dan bangsawan, yang melingkari kesadaran mereka di masa sangat jauh dari generasi kita saat ini.

Keingintahuan yang cair dari tatanan sosial tidak mengaburkan jejak-jejak yang ditinggalkan waktu itu. 

Gelar kehormatan di masa ini hanya untuk orang-orang tertentu, yang membuat manusia menemukan dirinya kosong dari kehidupan sosial. Karena itu, gelar kehormatan juga hanya diberi dari golongan atas.

Ketika manusia menempatkan dirinya berdasarkan susunan sosial, maka gelar kehormatan hanya sepanjang mereka bekerja, menjabat, berpangkat, berpunya sesuatu, dan berbicara tentang masa depan.

Manusia diberi gelar kehormatan karena memiliki hak bagi semua perkembangan positif dengan setiap kata-kata yang dia ucapkan begitu dipatuhi atau dihargai. 

Kesejarahan manusia sesuai susunan sosialnya adalah sejarah kehormatan itu sendiri. Sejarah dan masa depan manusia kehormatan manusia adalah sejarah kehidupan manusia dengan segala dinamikanya.

Seseorang melakukan pembacaan teks sejarah yang dilapisi dengan kekhawatiran atas peristiwa kemunduran pengetahuan jika pihak perguruan tinggi serius melaksanakannya secara resmi.

Dari sini, kedua pendekatan, gelar kehormatan manusia dipertaruhkan dalam dunia akademik dan tuntutan kebebasan menjadi obyek historis. Dalam doktrin agama berbasis teologis dan susunan sosial menjadi ruang pengetahuan memiliki nilai penting yang sangat besar bagi masa depan kehidupan manusia.

Karena pendekatan agama-teologis dan sosiologis bisa diterapkan dalam pemberian gelar kehormatan, maka disitu pulalah ditemukan kebebasan akademik, yang diperjuangkan oleh aliansi.

Kedua pendekatan tersebut tidak pernah diterapkan pada hal-hal lain, kecuali pada pemolaan kesejarahan dan masa depan kehidupan manusia itu sendiri. Pilihan obyek pengetahuan tentang gelar kehormatan yang mereka ciptakan dan metode yang diterapkan, semuanya disediakan perefleksiannya oleh sejarah.

Sejarah tentang gelar Honoris Causa tidak pernah berhenti lahir seiring perjalanan waktu menuju masa depan kehidupan manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun