Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kebebasan Akademik dan Mimpi atas Gelar yang Terberi

6 Oktober 2022   13:05 Diperbarui: 7 Oktober 2022   09:33 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetapi, perbedaan bukanlah sesuatu yang membuat satu pihak yang akan disingkirkan dan pihak lain akan menikmati di atasnya. Ia adalah anugerah secara lapang dada perlu diterima oleh semua tanpa permainan topeng dan sejenisnya.

Gelar akademik sesungguhnya lebih dekat dengan nuansa formalisme, yang menempatkan fungsi pengetahuan seperti observasi, analisis, dan verifikasi atas obyek ilmiah dihadapkan dengan tanggungjawab intelektual nampak kaku dan monoton.

Perdebatan akademik akhirnya akan dimanipulasi oleh kesamaan persepsi dan penalaran, yang terinstitusionalisasi dalam praktek keilmiahan dan kepemerintahan.

Beberapa hal yang tidak mustahil untuk dihindari dalam kaitannya dengan rencana pemberian gelar Doktor Honoris Causa terhadap dua tokoh sebagai pesohor terkemuka. Setidak-tidaknya masing-masing pihak dalam hal ini, aliansi untuk kebebasan akademik dan ikatan alumni bersama pemerintah menggunakan pendekatan terhadap kemungkinan pemberian gelar kehormatan.

Aliansi untuk kebebasan akademik mengajukan dua pendekatan dengan mengangkat latarbelakang historis atau suasana nostalgik, yaitu pendekatan teologis dan pendekatan sosiologis terhadap kelahiran dan pemberlakuan gelar Doktor Honoris Causa.

Pertama, pendekatan teologis. Aliansi untuk kebebasan akademik memiliki pandangan bahwa mereka menemukan jejak-jejak pembenaran gelar kehormatan dari periode tertentu di abad 15 dan 16 antara agama dari ruhaniawan yang meyakini Tuhan.  (tempo.co, 21/10/201)

Pendekakatan teologis telah mengajarkan kebaikan dan pemeliharaan kehormatan manusia, yang memberi jalan bagi masa depannya untuk mendefinisikan 'gelar kehormatan'-Honoris Causa terhadap siapa yang diberkahinya. 

Kewajiban manusia untuk menyebarkan kebaikan dan pemeliharaan kehormatan dari orang yang dipilihnya sebagai penerima Honoris Causa.

Jika agama atau teologi diketahui, maka ada alasan yang sangat sederhana atas pemberian gelar kehormatan menjadi bagian dari hidup itu sendiri sebagai sesuatu yang ada. 

Sehingga manusia menemukan dirinya melalui keyakinan agama, yang berbicara tentang kehormatan diri dan keluarganya, terhadap ketergantungannya atas hal-hal yang tidak masuk akal.

Tetapi, ia akhirnya dipahami jejak-jejak dan tanda-tanda pemeliharaan Tuhan. Dari situlah manusia muncul pada abad dimana gelar kehormatannya dihistorisasikan, yang ditarik dari zaman klasik ke zaman sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun