Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Wong Cilik dan Pertaruhannya

1 September 2022   13:00 Diperbarui: 16 Februari 2024   10:45 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih dari itu, Puan perlu tahan banting sekiranya itu terjadi. Saat PDIP belum melihat jalan "lenggang kangkung" untuk merahi tiket bacapres. Bukan juga soal masih lemahnya tangkapan radar elektabilitas, tetapi juga 'apa adanya' Puan belum semarak dari segala penjuru, atas bawah, dan kiri kanan dukungan yang melimpah terhadapnya.

Biar cepat asal selamat bagi Puan dengan ngebet nyapres. Meski masih "bola benjol" dukungan politik pada Puan menjadi pekerjaan rumah berat untuk memainkan "bola bundar utuh" hingga bisa masuk ke babak selanjutnya.

Menyangkut dapat atau tidak tiket capres, semuanya bergantung pada Puan.  

Sudah bukan rahasia, keputusan tertinggi PDIP ada di tangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP sekaligus ibunda Puan. Taat organisasi partai atau pewarisan adalah soal lain. Padahal selama ini, tidak ada kamus PDIP ada "musuh dalam selimut," tiba-tiba bacapres PDIP terhadap dirinya "menguap" begitu saja.

Bagaiman suara bulat dan keputusan PDIP di setiap provinsi dan kabupaten/kota menjadi satu pertimbangan mengenai apa Puan yang paling menguat bacapresnya.

Memilih Puan atau bukan sangat dipengaruhi oleh PDIP.  Masyarakat memilih banyak dipengaruhi oleh hasil olahan parpol pengusung. Tentu ada proses atau ada mekanismenya masing-masing.

Puan ingin kemana?

Ada satu pertanyaan. Masih mending Ganjar, bagaimana seandainya PDIP melupakan Puan? Lebih dari setahun, setiap rilis survei menunjukkan posisi Puan belum berada pada urutan tiga besar, dibandingkan dengan nama-nama lain yang mencuat di ruang publik.

Sudah maklum, pilpres masih sekitar dua tahun. Akankah Puan masih bersama PDIP untuk mengusung menjadi bacapres sebelum tahapan demi tahapan pilpres digelar?

Sementara itu, kita melihat dari waktu ke waktu Puan belum bertengger di papan lima besar? Mujur-mujur masuk tiga besar. Kalau suara arus bawah juga belum mengarah pada dukungan yang melimpah di luar survei, bagaimana? Itu versi bacapres.

Apakah PDIP akan menunggu hingga berlumut-lumut dari satu musim kemarau ke musim hujan dan seterusnya? Begitulah politisi mesti matang perhitungan dan kecermatan secermat-cermatnya atas situasi terkini.

Mustahil melibatkan serial Satria Baja Hitam, lantas "berubah" sekejap mata. "PDIP lu lawan, gua kate juga ape." Saya meniru sedikit logat Betawi. Orang juga pada tahu, PDIP partainya wong cilik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun