Mohon tunggu...
Erlangga
Erlangga Mohon Tunggu... Editor - Nothing Last Forever, We can change The Future

Mau tahu rutinitasku? Bangun, menjadi yang terbaik, tidur, ulangi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tingkat Depresi Anak SMA Tingkat Akhir

12 Februari 2020   10:56 Diperbarui: 12 Februari 2020   11:10 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Anak SMA tingkat akhir merupakan sebutan bagi siswa SMA yang sudah kelas 12 yang akan memasuki semester-semester akhir menuju kelulusan. Banyak orang, terutama orang yang sudah lulus sekolah dan tidak sekolah mempertanyakan mengapa banyak anak kelas 12 SMA yang terlihat depresi akhir-akhir ini. 

Depresi, dapat diartikan sebagai sebuah kondisi medis yang dirasakan manusia, pada saat sedih, banyaknya tekanan dan frustasi, sehingga dapat berdampak kepada kesehatan mentalnya dan tak jarang berdampak ke kesehatan jasmani. Bahkan, tindakan-tindakan negatif pun dapat dilakukan oleh seseorang yang depresi. 

Siswa kelas 12 memang cenderung merasakan depresi tetapi tidak akut. Tugas yang banyak, belum lagi tugas portofolio yang menumpuk disetiap pelajaran dan tes-tes yang harus dihadapi  oleh siswa kelas 12, membuat mereka tidak dapat menyiapkan diri untuk menghadapi ujian nasional dan persiapan untuk kedepannya setelah lulus. 

Kehidupan sosial dengan teman-teman dan keluargapun jadi berkurang karena saat pulang sekolah, anak sekolah langsung masuk kekamarnya dan langsung mengerjakan tugas. Belum lagi tugas-tugas yang banyak, mengejar-ngejar guru untuk dites lisan, ulangan yang harus dihadapi disetiap minggunya dan sebagainya. 

Faktor-faktor ini tentunya membuat siswa kelas 12 semakin frustasi dan memaksakan diri untuk menyelesaikan semua tugasnya. Disinilah tanda depresi dapat kita ketahui. Kita tahu, tidak semua hal dapat berjalan dengan lancar. Begitu juga tugas, semakin banyak maka akan membuat siswa kelas 12 semakin tertekan.

Dan akhirnya, depresi pun tak ter elakkan. Di Indonesia, sistem pendidikan membuat banyak siswa SMA tingkat akhir semakin frustasi dan depresi bahkan pada akhirnya menyerah dengan mengakhiri hidup mereka. Sebaiknya pemerintah lebih memikirkan kondisi para pelajar tingkat akhir yang harus mempersiapkan diri untuk kedepannya setelah lulus. 

Akan tetapi, ini malah diberi tugas yang menumpuk seperti tugas portofolio dan sebagainya.  Sekali lagi, depresi tidak dapat dipandang sebelah mata ataupun enteng. Sudah banyak sekali kejadian yang tidak mengenakkan diakibatkan dari depresi yang dialami anak pelajar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun