Mohon tunggu...
Erika Santi
Erika Santi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Konsentrasi pada perbaikan dan pengembangan kepribadian dan umat ; sebuah komitmen

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Adhi Wiriana, Begin With The End in Mind

5 November 2015   23:50 Diperbarui: 23 November 2015   15:24 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Pada dasarnya kita adalah penduduk syurga. Karena Nabi Adam diturunkan ke bumi maka kita menjadi penduduk bumi. Namun, ini hanya persinggahan sementara. Suatu hari kita akan kembali ke kampung halaman kita yang sebenarnya. Apalagi pengalaman sekian ratus tahun tidak ada manusia yang abadi. Oleh karena itu, saya berfikir, suatu saat ketika kita pensiun atau wafat,  kita ingin orang mengenang kita sebagai apa. Sebagai orang baikkah ? Sebagai koruptor atau sebagai apa ? Prinsip ini membuat kita menjadi orang yang efektif. Seperti kata Stephen Covey, begin with the end in mind,” jelas Bapak Adhi Wiriana mengenai sudut pandangnya terhadap kehidupan ini.

Pribadi yang Religius

Ir.H.Adhi Wiriana,M.Si menjadi Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung sejak 1 Desember 2013. Sosok yang agamis melekat kuat pada dirinya.

“Alhamdulillah, orang tua saya termasuk orang tua yang religius. Saat kami kecil, SD dan SMP, dibiasakan maghrib harus sudah di rumah. Kemudian kami dididik untuk sholat berjama’ah. Ayah saya yang menjadi imamnya. Ibu, saya dan ketiga saudara saya menjadi makmumnya. Selain itu, saya dulu ikut Pramuka di luar sekolah. Ada satu gugus depan yang latihan pramukanya pada hari sabtu. Saya belajar disiplin dan teratur dari sana.” Kenang Pak Adhi, demikian panggilannya.


“Saat SMA saya tidak tinggal bersama orang tua lagi. Karena Bapak saya punya apotek yang jauh dari rumah. Rumah saya di Slipi, apotek di Cibubur. Nah, saat saya SMA, saya yang menjaga apotek tersebut dan tinggal di sana. Saya belajar mandiri. Saya mengurus makan sendiri, nyuci sendiri, semuanya sendiri. Saya tinggal di kamar atas. Ketika itu gaji saya berjumlah 800 ribu. Sangat banyak untuk ukuran saat itu. Selain untuk infak harian, uang itu saya gunakan untuk membeli buku agama, buku pengetahuan, eksiklopedi dan lainnya. Jika tidak pulang ke rumah orang tua, saat libur saya naik gunung karena itu hobi saya. Di sana saya mengagumi keindahan ciptaan Allah. Biasa hidup mandiri sejak dulu benar-benar menempa saya. Hidup mandiri mendidik saya lebih tegar,” terang anak kedua dari 4 bersaudara ini.

“Orang tua yang religius akan mendidik anak menjadi religius juga. Jarang seseorang berhasil ketika keluarganya berantakan. Dan saya merasa apa yang saya raih selama ini adalah berkat do’a orang tua saya yang kini keduanya sudah menghadap Sang Pencipta. Saya bersyukur memiliki orang tua seperti mereka,” ujar anak dari H. Djoehana Manaf dan Hj.Hetty Djoehana ini berkaca-kaca.

Salah satu kebiasaan unik Pak Adhi adalah mengumandakan adzan di musholla samping kantor atau di masjid dekat komplek rumah dinas statistik. “Ya, kadang orang heran kenapa Kepala BPS Provinsi Lampung ini adzan ? Kalau saya berpandangan dihadapan Allah tidak ada perbedaan, semua sama. Saya berfikir kita harus berfastabiqul khairat. Sama seperti kita naik haji tidak dibedakan mana yang presiden mana yang raja, dan lainnya. Semua berpakaian ihrom,” jelas Bapak yang punya hobi tennis dan berenang ini.

Menjadi khatib jum’at juga sering dilakoni oleh Pak Adhi. Diantaranya di Masjid Ar Ruhama dan Masjid Sholihin. Kadang ketika pengajian rutin ustadznya tidak datang, Pak Adhi sering diminta untuk menggantikan.

Kebiasaan lain Pak Adhi adalah membaca Al Qur’an. “Sejak jadi member ODOJ, One Day One Juz, saya berupaya untuk membaca Al Qur’an satu hari satu juz. Jadi dalam sebulan telah khatam. Itu kalau kondisi tidak terlalu repot. Kalau subuh, maghrib dan isya saya biasanya di masjid. Setelah sholat subuh itu biasanya saya membaca Al Qur’an. Kalau untuk menghapal, kan harus diulang-ulang. Tapi sesuai penjelasan dalam sebuah ayat, bahwa Al Qur’an itu diturunkan ke hati. Jadi supaya lebih mudah menghapal ya harus pakai hati, bukan otak. Kemudian pasrahkan kepada Allah. Biasanya akan hapal dengan sendirinya,” ujar Mantan Kasubdit Statistik Keuangan BPS RI ini. Hapalan Al Qur'an Pak Adhi terlihat karena saat rapat, pertemuan dan lainnya, Pak Adhi sering menjadikan Ayat Al Qur’an dan Al Hadits sebagai referensi.

Pak Adhi juga telah menulis 3 buah buku Islam. Judulnya Silaturahim, Agama Nabi Ibrahim dan 3 Asal Usul Agama. Buku-buku tersebut dicetak sendiri dan dibagi-bagikan secara gratis. “Buku itu tidak saya jual. Jadi bukan orientasi bisnis. Karena bagi saya itu ibadah.”

BPS Provinsi Lampung dengan dikoordinir oleh Korpri, beberapa tahun ini telah mengadakan tabungan kurban. Setiap Idul Adha, dilakukan pemotongan hewan kurban dan dibagikan kepada masyarakat sekitar kantor BPS Provinsi Lampung. Yang menarik Pak Adhi senantiasa ikut menyembelih hewan kurban tersebut. “Dulu Bapak saya selalu menyembelih hewan kurban di rumah. Sejak SMA saya telah terbiasa menyembelih hewan kurban,” jelas suami Efliza ini ketika ditanya mengenai hal tersebut.

“Saya mengambil S3 Manajemen Pendidikan Islam karena setelah sekian lama berkecimpung dalam perstatistikan, ilmu ekonomi, dan lainnya, saya merenung mengapa untuk ilmu dunia saja kita belajar sungguh-sungguh. Sementara Islam, agama saya sendiri apakah saya telah memahami sepenuhnya. Jadi motivasi saya adalah saya ingin memperdalam pengetahuan saya terhadap Islam,“ jawab mantan Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Kalimantan Barat ini yang saat ini sebagai Kandidat Doktor Manajemen Pendidikan Islam di IAIN Raden Intan, Bandar Lampung.

Terinspirasi Buya Hamka, Belajar dari Stephen Covey dan Rhonda Byrne

“Paling utama saya mencontoh Nabi Muhammad SAW. Selain itu saya banyak belajar dari Stephen Covey dari buku 7 Habits of Most Effective People. Yang membekas pada saya adalah prinsip Begin With The End in Mind. Memulai dari akhir. Terjemahannya sederhananya adalah suatu saat ketika kita pensiun atau wafat, kita ingin orang mengenang kita sebagai apa. Sebagai orang baikkah, sebaga koruptor atau sebagai apa ? Prinsip ini membuat kita menjadi orang yang efektif.”

Tambah Pak Adhi, “Saya juga belajar dari Rhonda Byrne dengan membaca Buku Secretnya. Dalam buku itu antara lain menjelaskan bahwa hanya 10 persen manusia yang menguasai dunia ini. Bahkan jika hendak dikerucutkan lagi hanya 1 persen saja. Menguasai yang dimaksud adalah menguasai dari sisi kekayaan, pengetahuan dan lainnya. Nah, yang 1 persen ini bisa seperti itu karena mereka menguasai secret, sebuah rahasia. Rahasianya tidak semua orang tahu. Rahasianya ada pada berfikir positif, berperasaan positif. Kita manusia ini seperti punya antena yang menjadi pemancar sehingga sinyalnya bisa ditangkap oleh orang lain. Pancaran tersebut akan mendapat balasan dari oang lain yang menerima sinyal itu. Jadi ketika kita ingin mendapat respon yang positif, ya kita mesti memancarkan yang positif juga. Selain itu, rahasia lainnya adalah dengan menjadi orang yang efektif.”

“Untuk tokoh nasional saya terinspirasi dari Buya Hamka. Dulu saya sekolah di SMP Al Azhar. Saat saya SMP, beliau pembina Al Azhar. Setiap kamis dan jumat pagi, setelah olahraga, kami kumpul di masjid mendengarkan beliau ceramah. Walau sakit, bahkan pernah sampai dipapah, memakai kursi roda, beliau tetap hadir. Saya melihat ketekunan, kedisiplinan dan pengorbanan disana. Beliau tetap memberi materi yang memotivasi agar kami bersemangat untuk berdakwah kemana saja. Yang menarik lainnya dari beliau adalah beliau mengunjungi Soekarno saat sakit walaupun Soekarno pernah memenjarakannya. Dan beliau salah satu dari 2 orang tokoh Indonesia yang membuat tafsir Al Qur'an padahal pendidikan beliau hanya setara SD. Terlihat keluasan wawasan beliau. Buku beliau yang sering saya baca adalah buku Falsafah Hidup yang menjelaskan bahwa kita semestinya mengenal diri kita dan Pencipta kita. Menurut pandangan saya seharusnya kita mempunyai buku tersebut,” motivasi mantan Ketua Seksi Rohis SMAN 70 Jakarta ini.

Mengukir Prestasi, Mengajak Berprestasi

Saat menjadi Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Kalimantan Barat, Pak Adhi pernah mendapat penghargaan dari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Meneg PP). Saat itu Meneg PP ada kerjasama dengan BPS. Meneg PP mengundang dari seluruh provinsi, BPS, Pusat Studi Perempuan, Biro Pemberdayaan Perempuan, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan. Tim ini diminta membuat kajian dalam bentuk tulisan terkait dengan gender dan perempuan di masing-masing provinsi. “Karena BPS gudang ilmu pengetahuan, alhamdulillah buku saya terpilih menjadi yang terbaik. Bukunya mengenai Indikator Pemberdayaan Gender di Kalimantan Barat,” papar mantan Ketua Senat Mahasiswa AIS ini.

Ketika Diklatpim II pada 2013 lalu, Pak Adhi menjadi peserta terbaik pertama. Diklatpim II tersebut diikuti oleh 60 orang peserta. 3 orang dari BPS, yang lain Polri, Kejaksaan, Kemenkumham, pemda seluruh Indonesia seperti Jawa Timur, Maluku, Sulawesi dan lainnya. “Saya meraihnya karena tim,” jelas langganan bintang kelas sejak SD ini rendah hati. Pun Satyalencana Karyasetya 10 tahun dan 20 tahun juga telah dicapainya atas pengabdiannya kepada negara tercinta.

Selain itu, belum genap setahun memimpin BPS Provinsi Lampung, pada 30 September 2014, organisasi yang dipimpinnya menerima penghargaan BMN Award. BPS Provinsi Lampung menjadi terbaik ketiga dalam pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) untuk satker wilayah yang ada di Provinsi Lampung. Tak lama dari itu, pada 14 Oktober 2014, kembali BPS Provinsi Lampung meraih terbaik ketiga dalam Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga Tingkat UAPPAW Semester I Tahun 2014. Penghargaan ini diberikan oleh Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Lampung. Ini adalah sebuah lompatan, karena ini untuk pertama kalinya BPS Provinsi Lampung mendapatkan penghargaan atas tertib administrasi.

“Saya mengapresiasi setinggi-tingginya atas prestasi yang kita raih ini. Mudah-mudahan ini adalah awalan yang akan menstimulus kita untuk memperoleh capaian yang terbaik,” apresiasi Pak Adhi saat menjadi pembina pada apel senin pagi.

Untuk menyemangati stafnya agar berprestasi, Pak Adhi memberi reward bagi yang berprestasi. Sebagai contoh untuk pegawai yang disiplin selama setengah tahun berturut-turut pada Tahun 2014, pernah mendapat hadiah dari Pak Adhi. Lebih-lebih untuk pegawai yang berprestasi di kancah nasional. “Siapapun yang berprestasi di level nasional akan saya beri reward. Sebab prestasi di level nasional itu adalah buah usaha maksimal,” kata Pak Adhi mengenai alasannya memberi reward. Tercatat Budi Setiawan dan Firna Novi Anggoro pernah mendapat reward dari Pak Adhi atas prestasi yang mereka toreh di level nasional.

Keluarga sebagai Energi

Keberadaan Pak Adhi di Lampung, membuat Pak Adhi harus berjarak dari keluarganya yang berada di Jakarta. Namun itu tidak menjadi kendala dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. “Saya menikah dengan istri Tahun 1988. Saat itu jarang yang berjilbab. Tapi istri saya berkomitmen untuk itu. Dalam upaya menjaga kedekatan dengan keluarga, saya selalu berkomunikasi dengan istri dan anak-anak. Apalagi teknologi sekarang sangat canggih. Setiap saat bisa terhubung dengan mereka."

"Saya sangat dekat dengan anak-anak. Bila saya dan istri berjalan-jalan dengan salah seorang diantara mereka, mereka merasa seperti anak tunggal. Masing-masing anak merasa diistimewakan,” tutur ayah dari Fathi Asyurina Muthmainnah, Luthfiyyah Azizah dan Abiyyah ini sembari tertawa.

Pernyataan Pak Adhi diaminkan oleh Efliza, istri tercinta. “Bapak itu romantis, tetapi bukan romantis yang lebay seperti di film-film. Misalnya kalau duduk bareng saya, Bapak suka sambil mijit-mijit saya. Bapak sangat perhatian dengan keluarga. Sama anak-anak dekat sekali. Tipe Bapak memang suka dengan anak-anak, tidak terbatas anak sendiri. Sebaliknya anak-anak suka dengan Bapak. Sama anak-anak Bapak suka bercanda. Seingat saya Bapak tidak pernah marah. Tidak dipungkiri ketika ada masalah, biasanya kami diam dulu, baru pelan-pelan dibahas permasalahannya. Saya selalu mendukung apa yang dilakukan Bapak selama itu tidak bertentangan dengan aturan. Dalam menjaga hubungan, komunikasi harus tetap lancar. Meskipun tidak harus dengan tatap muka langsung. Kalau orang-orang bilang quality time.”

Kecintaan Pak Adhi kepada anak-anak tak terbatas pada anak sendiri terlihat ketika ada pegawai yang membawa anaknya ke kantor, Pak Adhi berinteraksi dengan mereka. Selain itu, atas inisiatif istrinya disediakan almari pendingin (kulkas) di ruang Dharma Wanita Persatuan yang diperuntukkan untuk menyimpan Air Susu Ibu Perahan (ASIP). "Itu atas inisiatif istri saya karena melihat di BPS banyak ibu-ibu muda. Dulu sebelum ada kulkas itu, kulkas di ruangan saya ini yang dipakai para karyawati untuk menyimpan ASIP mereka. Bagi saya itu tak masalah." Imbuh Bapak yang pertama kali menjadi pejabat struktural pada usia 24 tahun ini.

Dalam mengelola rumah tangga, Pak Adhi menghidupkan nuansa religi. "Kebiasaan orang tua saya dulu yang mengajak kami anak-anaknya sholat berjama'ah saya tiru. Saya membiasakan mengajak istri dan anak-anak sholat berjama'ah. Jadi setelah saya sholat di masjid, saya sholat lagi di rumah menjadi imam mereka. setelah itu saya, istri dan anak-anak secara bergantian memberi tausyiah (nasehat)," tutur pria kelahiran Jakarta, 5 November 1965 ini.

“Mimpi saya saat ini adalah keluarga saya, anak-anak dan cucu-cucu saya hapal Al Qur’an. Sehingga saat ada yang melamar anak pertama saya, saya tanyakan kepadanya apakah dia mau anak-anaknya kelak hapal Al Qur’an? Karena dia mengiyakan, saya menerima lamarannya,” kenang Kakek satu cucu yang bernama Ahmad Muttaqin ini.

Narasumber Mumpuni dan Motivator Hebat

Karena kedalaman ilmu, keluasan wawasan dan kepiawaiannya dalam menyampaikan materi, Pak Adhi sering menjadi narasumber di berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh dinas/instansi dan lainnya. Sebut saja diantaranya narasumber Workshop Kependudukan yang digelar Pemerintah Provinsi Lampung. Juga pada Refleksi Akhir Tahun yang digelar Bank Indonesia, Pak Adhi menjadi narasumber bersama Gubernur Lampung, Ketua DPRD Provinsi Lampung, Kapolda Lampung dan Danrem 043 Garuda Hitam. Pun Kanwil DJPB Lampung pernah mendaulatnya menjadi narasumber mereka.

Tak ketinggalan media elektronik sering mengundang Pak Adhi untuk menjadi narasumber acara mereka seperti RRI Bandar Lampung, TVRI Lampung dan Radar TV. Uniknya pernah Dr.Wan Abbas Zakaria, yang saat itu menjabat sebagai Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, pernah tidak mau menjadi narasumber jika tidak bersama Pak Adhi.

Kepiawaian Pak Adhi dalam hal ini pernah mendapat apresiasi dari seorang pegawai Bappeda Kabupaten Pesawaran, “Kepala BPS Provinsi Lampung ini sangat pandai menyampaikan materi. Kita paham dengan paparan beliau. Saya sering mendapati pejabat selevel beliau memang pintar, namun tak pandai menyampaikan materi. Lain dengan Pak Adhi, gaya penyampaiannya menarik.”

Selain itu, pada jumpa pers yang selalu digelar di BPS Provinsi Lampung, Pak Adhi bisa menyampaikan rilis Berita Resmi Statistik dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh awak media. Hal tersebut diakui oleh Sari Sitopu, wartawan portal saibumi.com, “Pemaparan beliau dalam rilis itu dalam Bahasa Indonesia yang sederhana alias tidak lebay atau alay seperti bahasa ekonom pada umumnya. Terutama buat menerjemahkan angka dan grafik yang seringkali bagi wartawan itu seperti deretan bahasa alien.”

Sedang untuk membangkitkan semangat stafnya, Pak Adhi sering memberikan materi motivasi pada saat rapat, sambutan dan pertemuan lainnya. Materi motivasi disampaikan Pak Adhi dengan kemasan yang menarik. Misalnya dengan gambar yang memikat, kalimat dengan diksi yang sarat energi motivasi bahkan sering dengan ayat Al Qur'an dan Hadits.

“Intinya saya ingin memotivasi para pegawai. Saya beri pencerahan kepada mereka bagaimana menjadi pribadi yang hebat dan selalu berfikir positif. Saya ingin mereka lebih bersemangat untuk berkembang, meraih mimpi-mimpinya. Selain itu, saya senang bisa memberi manfaat kepada orang lain. Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. Apalagi bagi saya keluarga BPS sudah saya anggap seperti keluarga sendiri," jelas Bapak yang pernah berkeliling ke beberapa negara ini mengenai kebiasaannya tersebut. Mayoritas pegawai memberi kesan yang sama mengenai hal tersebut. Salah satunya Sugaryadi, Kepala BPS Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung.“Beliau seorang motivator yang hebat. Menegur tanpa marah dan mengingatkan tanpa membuat rasa bersalah. Beliau juga seorang yang visioner dan suka memberi gagasan atau ide mengenai peluang atau kesempatan untuk meraih mimpi-mimpi."

Dekat Tanpa Sekat

Pak Adhi rajin menjalin relasi dengan dinas/instansi/ lembaga lainnya. Pak Adhi berusaha memenuhi undangan demikian pernyataan sekretarisnya, Fransiska Suryani. Hubungan Pak Adhi dengan Pemerintah Provinsi Lampung sangat bagus. Buah terajutnya hubungan yang baik dengan eksternal BPS ini diantaranya adalah tercapainya beberapa nota kesepahaman. Diantaranya nota kesepahaman dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Lampung dalam kerjasama pertukaran data/informasi dan peningkatan kompetensi pegawai pada Tanggal 27 Februari 2015. Dengan Pemerintah Provinsi Lampung disepakati nota kesepahaman tentang Survei Harapan Masyarakat dan Kajian Pendalaman Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Juga nota kesepahaman dengan Universitas Lampung dalam penyediaan dan pemanfaatan data dan informasi statistik, pengembangan SDM dan sistem informasi statistik, penyelenggaraan penelitian, pengabdian masyarakat serta kegiatan lain yang disepakati kedua belah pihak pada Tanggal 3 September 2015.

Pak Adhi juga sangat dekat dengan para wartawan. Pak Adhi tidak segan memberikan nomor handphonenya kepada mereka. “BPS sangat erat kaitannya dengan media. BPS sangat bahagia jika data dapat digunakan oleh orang lain. Media adalah salah satu sarana untuk sampaikan data yang kita hasilkan. Saya anggap teman-teman media adalah partner saya. Maka saya harus berlaku baik kepada mereka dengan pelayanan prima,” jelas Pak Adhi. Seperti kata Dian Wahyu Kesuma, jurnalis Lampung Post berikut, “Meski pejabat publik, Pak Adhi dekat dengan wartawan. Tidak menjaga jarak.”

Untuk memberi pemahaman statistik kepada awak media, pada Desember 2013 BPS Provinsi Lampung pernah mengadakan workshop wartawan agar wartawan memahami data BPS baik dari sisi konsep, definisi dan lainnya. Sehingga wartawan bisa menulis berita statistik dengan lebih baik.

Selain itu, setiap jumpa pers Berita Resmi Statistik (BRS), kehumasan diminta Pak Adhi untuk mengirimkan hard copy BRS kepada 12 pejabat di Lampung yaitu Gubernur Lampung, Wakil Gubernur Lampung, Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Ketua DPRD Provinsi Lampung, Ketua Komis I, II, III, IV, dan V DPRD Provinsi Lampung, Kapolda Lampung, Danrem 043 Garuda Hitam dan Bapak Joko Umar Said. "Dengan kita berikan BRS kepada eksekutor kebijakan, mudah-mudahan pembangunan di Lampung lebih efektif karena berbasis data sehingga Lampung maju dan sejahtera sebagaimana visi Gubernur Lampung dapat segera terwujud." Jelas Bapak yang selalu tersenyum ini.

“Saya ingin mengadakan in house training untuk anggota DPRD Provinsi Lampung. Karena menurut saya wakil rakyat lebih dipercaya oleh masyarakat. Mudah-mudahan dengan kegiatan tersebut, para anggota dewan bisa membantu BPS dalam diseminasi data, “harap Pak Adhi mengenai hubungannya dengan DPRD Provinsi Lampung.

Survei Harapan Masyarakat ; Sebuah Inovasi Pelayanan Publik

Untuk menyerap aspirasi dan harapan masyarakat di Provinsi Lampung dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik, Pemerintah Provinsi Lampung menggandeng BPS Provinsi Lampung mengadakan Survei Harapan Masyarakat (SHM). Ini adalah SHM yang pertama kali dilaksanakan di Lampung. SHM ini dilaksanakan di seluruh Kabupaten/Kota dengan sampel 300 rumah tangga tiap Kabupaten/Kota kecuali Kabupaten Pesisir Barat yang hanya 240 sampel. Anggaran SHM ini berasal dari APBD Pemerintah Provinsi Lampung dan sharing dari APBD Pemerintah Kabupaten/Kota se-Lampung dengan sistem hibah. BPS Provinsi Lampung bertugas menentukan metodologi, menyusun kuesioner, membuat buku pedoman, membuat program untuk pengolahan data, menggelar pelatihan petugas sampai dengan menyusun hasil SHM tersebut dalam bentuk buku publikasi dan merilisnya.

Rilis hasil SHM akan digelar pada 26 November 2015. Hasil dari SHM ini akan disajikan dalam bentuk buku publikasi dengan judul Analisis Hasil Survei Harapan Masyarakat. Buku ini akan diterbitkan sebanyak 16 buku dengan komposisi 1 Buku untuk Provinsi Lampung dan 15 buku untuk 15 Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung. Dalam buku tersebut akan disajikan Indeks Kepuasan Masyarakat dan Indeks Kepercayaan Masyarakat terhadap Pemerintah. Selain itu, permasalahan tiap aspek seperti aspek pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan lainnya. Termasuk harapan masyarakat pada masing-masing aspek tersebut. Dengan demikian, Pemerintah Provinsi Lampung bisa menjadikan hasil SHM ini sebagai bahan evaluasi uang bermuara pada peningkatan kualitas pelayanan publik dan referensi dalam membangun Lampung menuju masyarakat Lampung yang maju dan sejahtera sebagaimana visi Gubernur Lampung, Muhammad Ridho Ficardo.

“Kerjasama ini tidak ujug-ujug datang. Ini berkat kerjasama yang baik dari kehumasan dan para Kepala Bagian/Bidang yang solid. Ketika datang ke Lampung, saya memang ingin ‘menjual’ daya tarik BPS. Ini tercapai berkat komunikasi telah terjalin baik dengan Gubernur, Wakil Gubernur, para Asisten, Kepala Biro dan Kepala Bappeda. Saat yang sama Pemda ingin melakukan reformasi birokrasi. Kita akhirnya merancang SHM ini. Hasilnya akan digunakan sebagai pijakan pembangunan Provinsi Lampung kedepan yang akan dibahas pada musrenbang dan rakorbang. Harapan masyarakat akan dicakup disana.”

“Kemarin ketika kita diskusi dengan Kemenpan RB, mereka berfikir SHM ini semestinya dilakukan di seluruh Indonesia. Karena dalam rangka reformasi birokrasi, semua harus terukur. Saya berfikir ini bisa kita jadikan inovasi pelayanan publik. Semacam icon BPS Provinsi Lampung. Mudahan-mudahan BPS Provinsi Lampung menjadi pionir reformasi birokrasi di pemerintah provinsi, kabupaten, kota seluruh Indonesia. Harapan saya semoga kita ada kesempatan mempresentasikannya di level nasional,“ beber mantan Kepala BPS Provinsi Maluku Utara ini.

Mimpi untuk BPS

“Saya bermimpi suatu hari seluruh Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) atau mitra ketika melakukan sensus atau survei menggunakan Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI) seperti di luar negeri. Mereka mencacah pakai laptop. Ketika wawancara masyarakat juga tercerahkan karena programnya interaktif, memuat data makro. Setelah itu hasilnya dikirim melalui internet, langsung ke server. Metode ini menghemat pengeluaran. Karena tidak perlu latihan petugas, biaya cetak dokumen, biaya transportasi dan lainnya. Dana hasil efisiensi ini digunakan untuk sosialisasi yang massif."

"Kelebihan CAPI adalah punya Global Positioning System (GPS). Sehingga pergerakan pencacah terlacak. Sulit bagi mereka untuk berbohong mengenai keberadaanya. Jadi data yang diperoleh bisa lebih berkualitas."

"Selain itu, CAPI ini sejalan dengan moratorium penerimaan pegawai. Saat ini pegawai BPS sekitar 16000 orang. Dibandingkan di Cina, jumlah tersebut sangat besar. Benua Australia saja hanya ada 500 pegawai. Australia saat pencacahan merekrut mitra. Dengan adanya upaya pengurangan pegawai, penggunaan CAPI ini sangat cocok diberlakukan di BPS. Jadi dalam pandangan saya, penggunaan CAPI akan menghemat pengeluaran negara dari berbagai sisi.” Ungkap mantan Kepala Seksi Statistik Kependudukan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara ini mengenai mimpinya bagi BPS.

“Yang kedua mengenai Sistem Statistik Nasional (SSN). Harus kita akui SSN masih jalan ditempat. Hal ini disebabkan BPS selevel dirjen. Jadi sulit untuk mengkoordinasikan Kementerian/Lembaga (KL). Tapi ini bisa dikondisikan dengan dibuatnya sebuah payung hukum dengan menempatkan BPS sebagai leader. BPS menjadi pemimpin dalam mendiskusikan data-data yang memiliki irisan dengan KL lain. Dengan metode ini, KL cukup kumpulkan satu data. Jika ada data yang sudah dikumpulkan oleh satu KL, tidak ada lagi KL lain yang kumpulkan. Jadi, cukup satu KL yang kumpulkan satu jenis data. Jadi semua KL saling sinergi dalam mengumpulkan dan menggunakan data tersebut. Semua KL bisa ke lapangan bersama-sama untuk memverifikasi data. Nah, BPS bisa melink data tersebut. Selain itu, BPS juga bertugas sebagai penjamin mutu data. BPS berhak menilai data yang KL hasilkan. Bila jelek pun kita sampaikan. Jadi BPS berperan sebagai konsultan sekaligus legalisator kelayakan dan keabsahan suatu data,” jelas Bapak yang berusia setengah abad ini panjang lebar mengenai visinya untuk BPS.

Pandangan Tentang Pak Adhi

“Bapak selalu berfikir positif dan memberi motivasi,“ tutur Akhmad Nasrudin, Kepala Bagian Tata Usaha BPS Provinsi Lampung.

“Pak Adhi seorang motivator yang selalu memberi semangat kepada pegawai untuk meningkatkan kinerja, sangat inspiratif untuk saya pribadi. Beliau memberikan kesempatan dan kebebasan kepada setiap pegawainya untuk mengembangkan potensi dengan baik bahkan membimbing dan mengarahkan. Sangat perhatian, tidak pernah marah, menghargai bawahan dan memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap bawahan dan memberikan kebebasan kepada bawahannya untuk berpendapat dan bertukar pikiran. Selain itu Pak Adhi juga memiliki semangat untuk belajar dan memberikan teladan bagi kita untuk jangan menyerah dan terus maju,” jelas Yosep, Kepala Seksi Analisis Lintas Sektor BPS Provinsi Lampung dengan semangat.

Bapak orangnya selalu positif thinking, apa adanya,” komentar Heru Wijayanto, Satpam BPS Provinsi Lampung.

“Beliau adalah sosok yang religius yang komit terhadap tugasnya. Realistis terhadap permasalahan yang ada, namun tetap punya optimisme untuk mencari solusi terhadap permasalahan tersebut. Kesan itu saya dapatkan saat wawancara baik di studio maupun di kantor BPS,” urai Lies, Reporter TVRI Lampung.

Desyana Khotiah, Staf Subbagian Urusan Dalam BPS Provinsi Lampung berkomentar, “Saya merasa beliau pribadi yang hangat, perhatian ke stafnya. Jika mendengar suara beliau seperti mendengar penyiar radio.”

“Beliau seorang motivator yang hebat. Menegur tanpa marah dan mengingatkan tanpa membuat rasa bersalah. Beliau juga seorang yang visioner dan suka memberi gagasan atau ide mengenai peluang atau kesempatan untuk meraih mimpi-mimpi,” tambah Sugaryadi, Kepala BPS Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung.

Dian Wahyu Kusuma, Jurnalis Lampung Post urun suara, “Bagi seorang reporter Pak Adhi adalah sosok yang bijak, ramah, kadang suka bercanda dan kritis. Meski pejabat publik, Pak Adhi dekat dengan wartawan. Tidak menjaga jarak.”

“Beliau membuka seluas-luasnya kesempatan kepada pegawai untuk berkreasi,” ujar Mukhamad Mukhanif, Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Lampung.

"Pak Adhi tipe pimpinan yang sangat rajin. Rajin belajar, itu keliatan dari cara beliau memaparkan sesuatu. Rajin mengenal bawahannya, beliau tipe orang yang ingin mengenal karakter bawahannya sebelum berjumpa dengan bawahannya tersebut. Beliau senang berdiskusi, karena kami para kepala sering dimintakan pendapat tentang isu-isu krusial. Dan yang jelas rajin dalam beragama, termasuk di lingkungan rumahnya, suka diminta ceramah di Masjid Damri, Pahoman,” jelas Taulina Anggarani, Kepala BPS Kota Metro Provinsi Lampung panjang lebar.

Robert, Wartawan PRSSNI menambahkan, “Pak Adhi itu orangnya low profile, smart, tenang, ramah dan rendah hati.”

Yuliadi Kepala Seksi Statistik Distribusi Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung berujar, “Beliau orang yang murah senyum, ramah dan agamis dan mau mendengarkan aspirasi atau keluhan bawahannya.”

“Beliau itu berwibawa, religius dan tidak pernah marah. Saya sangat segan kepada beliau,” tambah Sasma Senimawati Manik, Staf Seksi Ketahanan Sosial BPS Provinsi Lampung.

“Pak Adhi adalah motivator bagi kita semua, didukung oleh pendalaman agama yang cukup sehingga menjadikan beliau seorang yang religius. Ditambah sebagai seorang khatib di masjid lingkungan rumah menjadikan beliau dikenal,“ ujar Diah Rismasari, Kepala Seksi Statistik Keuangan dan Harga Pedesaan BPS Provinsi Lampung.

“Beliau salah satu inspirasi saya. Beliau selalu tersenyum dalam keadaan apapun. Soleh, ilmu agamanya mumpuni. Seandainya seluruh pejabat seperti beliau, Insha Allah makmur Indonesia ini,” puji Singgih Adiwijaya, Bendahara BPS Provinsi Lampung.

Soni Saputra, Satpam BPS Provinsi Lampung menambahkan, “Bapak orang yang baik.”

“Beliau bagus public speakingnya. Setiap ada pelatihan dan lain-lain, beliau selalu beri nasehat dan motivasi,” urai Surachman Budiarto, KSK Sungkai Jaya, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.

“Bijaksana, selalu memandang sesuatu dari sisi positif, tidak pernah marah,” tambah Aryanto, Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Provinsi Lampung.

“Pak Adhi orangnya kalem, tenang, cool,” kesan Sari Sitopu, Wartawan portal saibumi.com.

Low profile, pergaulan luas, religius, memiliki kontrol emosi yang luar biasa sehingga sulit mengetahui Bapak lagi marah atau lagi sedih karena beliau selalu tersenyum,” ujar Gunawan Catur Prasetyo, Kepala Seksi Diseminasi dan Layanan Statistik BPS Provinsi Lampung.

Prabudi Dharma, Staf Subbagian Urusan Dalam BPS Provinsi Lampung berkomentar, “Ramah.”

Niken Wulandari, Reporter RRI Bandar Lampung menambahkan, “Beliau nggak pelit informasi, ramah dan santun.”

“Bapak orang yang sopan, selalu menghargai orang ‘kecil’, menjalin komunikasi dengan level bawah, ramah, selalu menyapa. Dengan karakter yang seperti itu saya yakin orang 'kecil' akan mendo’akan beliau untuk mendapatkan posisi yang lebih baik dari saat ini.” do'a Supian, Staf Subbagian Urusan Dalam BPS Provinsi Lampung.

Firna Novi Anggoro, Staf Subbagian Kepegawaian dan Hukum BPS Provinsi Lampung urun suara, “Pak Adhi adalah orang yang rendah hati dan visioner.”

“Pak Adhi itu sosok yang kebapakan. Orangnya baik dan sangat ramah. Beliau juga sangat dekat dengan wartawan.” Kesan Jelita Dini Kinanti, Jurnalis Harian Tribun Lampung.

Muhammad Ali Rizky, pegawai honorer BPS Provinsi Lampung berujar, “Bapak orang yang baik, disiplin, sopan.”

“Religius, berwawasan, ramah terhadap bawahan, sederhana,” komentar Bayu Juniardi, Staf Seksi Harga Konsumen dan Harga Perdagangan Besar BPS Provinsi Lampung.

“Baik, low profile, agamis, “kata Dewi Wahyuningsih, Kepala Seksi Integrasi dan Pengolahan Data BPS Provinsi Lampung.

“Beliau orang yang low profile, agamis, mengayomi dan peduli pada bawahan.” Imbuh Atik Heriyandani, Kepala Subbagian Kepegawaian dan Hukum BPS Provinsi Lampung

Dhani Sukaryanti, Kepala Subbagian Bina Program BPS Provinsi Lampung berkata, “Smiling face dan sering beri pengarahan yang memberi motivasi kepada kita.”

“Tinggi, besar, kalem,” ujar Drisnaf Swastyardi, Kepala Seksi Jaringan dan Rujukan Statistik BPS Provinsi Lampung.

Anggia Wulandari Harahap, Staf Subbagian Kepegawaian dan Hukum BPS Provinsi Lampung berkata, ”Low profile, agamis, berusaha untuk semakin maju.”

“Beliau orang yang baik, baik dan baik,” ucap Risma Pijayantini, Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Lampung.

“Soleh.” Jawab Yuniarsih, Staf Subbagian Kepegawaian dan Hukum BPS Provinsi Lampung.

Imam Tohari, KSK Bumi Waras, Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung berkata, “Pak Adhi adalah seorang pemimpin yang sangat bijaksana, murah senyum, dan berakhlak mulia serta menyejukkan hati.”

“Bapak orang yang disiplin, rajin ibadah, nggak pernah marah.” Tutur Fransiska Suryani, Sekretaris Pak Adhi.

“Agamis,” ujar Ratna Kusuma Ningrum, Staf Seksi Jaringan dan Rujukan Statistik BPS Provinsi Lampung.

“Bapak orang yang baik, pengertian terhadap bawahan, berjiwa sosial, tidak pelit, percaya sepenuhnya kepada saya bahwa saya bisa menyetir dengan baik sehingga Bapak tidak komentar dengan cara saya menyetir,” kata Suwandi, Sopir Pak Adhi.

“Pak Adhi itu orangnya kebapakan banget, agamis, lembut, care. Mudah-mudahan beliau lebih sukses, terlihat dari pancaran aura positifnya,” harap Mertha Pessela, Staf Seksi Pertanian BPS Provinsi Lampung.

“Beliau orang yang sabar, baik, tidak ada jarak dengan bawahan, bijaksana,” ungkap Anna Suharnani, Staf Diseminasi dan Layanan Statistik BPS Provinsi Lampung.

“Lembut, baik, bijaksana, menilai sesuatu tidak hitam putih, mempertimbangkan berbagai aspek. Yang saya sukai beliau suka baca buku. Dan juga saya terkesan dengan kebiasaan beliau memberi motivasi,” kesan Maya Narang Ali, Kepala Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik BPS Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung.

 

Tulisan ini sebagai kado ulang tahun dari keluarga besar BPS se-Provinsi Lampung untuk Bapak Adhi Wiriana yang ke-50 tahun pada hari ini. Selamat milad yang ke setengah abad Pak Adhi. Semoga tetap menjadi pribadi ‘langka’. Do’a kami semoga Bapak menjadi salah satu pemimpin besar bangsa ini yang mendedikasikan diri untuk perbaikan dan pengembangan negara kita tercinta dalam kerangka ibadah kepada Allah SWT. Tetap begin with the end in mind. Aamiin YRA…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun