Mohon tunggu...
Erick M Sila
Erick M Sila Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menulis adalah mengabadikan diri dalam bentuk yang lain di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Prinsip Kerja Menurut Santo Fransiskus Assisi

3 Mei 2024   12:37 Diperbarui: 3 Mei 2024   12:53 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bayangkan memulai setiap hari dengan kesadaran bahwa setiap email yang dikirim, setiap proyek selesai, dan bahkan setiap tantangan yang dihadapi adalah kesempatan untuk melatih kesabaran, ketekunan, dan kebaikan. Pola pikir ini mengalihkan fokus kita dari mengejar keuntungan pribadi ke pendekatan yang lebih holistik di mana pekerjaan menjadi perpanjangan dari perjalanan spiritual kita. Menurut Santo Fransiskus, karya dijiwai dengan potensi sebagai bentuk doa, cara untuk terhubung dengan Tuhan melalui tindakan berkreasi dan mengabdi. Beliau mengajak kita untuk menerima setiap tugas dengan hati yang penuh rasa syukur, dan memandangnya sebagai kesempatan untuk berkontribusi positif terhadap dunia di sekitar kita.

Dalam hal ini, tempat kerja kita menjadi arena untuk melatih kesadaran dan kehadiran. Daripada terburu-buru mengerjakan tugas, kita didorong untuk terlibat secara mendalam dengan pekerjaan kita, memberikan tingkat kepedulian dan perhatian yang meningkatkan aktivitas yang paling biasa sekalipun. Ini tentang menemukan keseimbangan antara upaya mencapai keunggulan dan mengakui nilai yang melekat dalam upaya yang kita lakukan, apa pun hasilnya. Pendekatan ini tidak hanya memperkaya pengalaman kerja kami namun juga menumbuhkan rasa puas dan gembira atas kontribusi kami.

Ajaran Santo Fransiskus Assisi mengajak kita untuk melihat keterkaitan segala sesuatu, termasuk pekerjaan kita. Dengan mengakui dampak tindakan kita terhadap orang lain dan planet ini, kita terinspirasi untuk melakukan upaya profesional kita dengan rasa tanggung jawab dan pertimbangan etis. Ini adalah panggilan untuk menyelaraskan aspirasi karir kita dengan nilai-nilai terdalam kita, memastikan bahwa pekerjaan kita tidak hanya memenuhi kebutuhan kita sendiri tetapi juga memberikan kontribusi bagi kebaikan yang lebih besar.

Merangkul dimensi spiritual dalam pekerjaan seperti yang dijelaskan oleh Santo Fransiskus Assisi menawarkan jalan untuk mengubah tugas sehari-hari kita menjadi sumber makna, koneksi, dan pertumbuhan. Ini adalah pengingat bahwa dalam setiap momen kerja, terdapat peluang untuk mengekspresikan diri kita yang tertinggi dan membuat perbedaan di dunia. Melalui sudut pandang ini, kami menemukan bahwa bekerja bukan sekadar sesuatu yang kami lakukan, namun merupakan bagian penting dari diri kami dan perjalanan kami menuju kehidupan yang lebih memuaskan dan memiliki tujuan.

Hidup Sederhana dan Berkelanjutan

Mengikuti jejak Santo Fransiskus Assisi, menjalani kehidupan yang sederhana dan berkelanjutan bukan sekadar tindakan kebajikan pribadi, melainkan sebuah simfoni pilihan yang selaras dengan ritme dunia yang lebih luas. Inti dari hidup sederhana, seperti yang diajarkan Santo Fransiskus, lebih dari sekadar merapikan ruang fisik atau mengurangi konsumsi; ini adalah ajakan untuk mendeklarasikan hati kita, untuk mengupas lapisan hasrat material dan tekanan masyarakat yang menjauhkan kita dari jati diri kita dan dari jaringan rumit kehidupan yang mengelilingi kita.


Memulai perjalanan menuju kesederhanaan, kita dipanggil untuk mempertanyakan ukuran kesuksesan dan kebahagiaan konvensional yang sering membuat kita mengejar lebih banyak hal --- lebih banyak uang, lebih banyak harta benda, lebih banyak penghargaan. Sebaliknya, Santo Fransiskus Assisi mengajak kita untuk menemukan kekayaan dalam hubungan yang kita pelihara, momen refleksi tenang yang kita biarkan, dan kegembiraan menjadi bagian dari komunitas yang menghargai kasih sayang dibandingkan persaingan.

Prinsip hidup ini sangat erat kaitannya dengan komitmen terhadap keberlanjutan. Santo Fransiskus memandang Bumi dan seluruh makhluk di dalamnya sebagai saudara kandung yang patut dihormati, diperhatikan, dan disayangi. Dengan memilih keberlanjutan, kita menghormati kekeluargaan tersebut, menyadari bahwa setiap keputusan yang kita ambil -- mulai dari makanan yang kita makan hingga pakaian yang kita kenakan -- berdampak pada skema kehidupan yang lebih luas. Ini tentang membuat pilihan yang menjamin tidak hanya kesejahteraan kita, namun juga generasi mendatang dan planet tempat kita berada.

Dalam dunia kerja, penerapan prinsip-prinsip kesederhanaan dan keberlanjutan ini tidak hanya dapat mengubah cara kita melaksanakan tugas, namun juga alasan kita melakukannya. Hal ini mendorong kita untuk melihat karier kita bukan sebagai tangga menuju kesuksesan pribadi, namun sebagai platform untuk memberikan kontribusi yang berarti. Hal ini menginspirasi kita untuk berinovasi dengan cara yang menghargai keterbatasan bumi, memimpin dengan empati, dan menciptakan sistem dan produk yang memberikan manfaat dan bukannya merugikan.

Hidup sederhana dan berkelanjutan, berpedoman pada kearifan Santo Fransiskus Assisi, lebih dari sekadar pilihan gaya hidup; ini adalah bentuk aktivisme yang lembut namun kuat, sebuah pernyataan tentang apa yang kami hargai dan sebuah bukti akan dunia yang kami impikan. Ini adalah jalan yang membawa kita kembali ke jati diri kita yang sebenarnya, memupuk kepuasan sejati, dan menciptakan warisan kelimpahan dan keselarasan sejati dengan Bumi.

Doc. Erick M. Sila
Doc. Erick M. Sila

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun