Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lihatmu Rindu Lihatku Juga

9 Januari 2015   13:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:30 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lihatmu Rindu Lihatku Juga
Puisi : Edy Priyatna

Seandainya ada waktu berbagi
ketika itu orang akan mengerti
sepotong singkong bukan bagi
sekerat keju

Selagi malam mulai mengkelam
di atas kursi-kursi hangat
di balik ruang janji-janji
hingga tak sadar hartanya dicuri

Tampak sebuah negeri impian
sebuah tanah tumpah darah
para pemimpinnya tertidur
sepanjang hari

Saat malam mulai membaur
aku menanti datangnya bintang
walaupun sang bulan masih tertidur
samar-samar diatas terlihat

Zaman ini menjadi penilaian
gambaran kualitas hidup
jadikan peningkatan diri
menuju prestasi

Ada noda pendar cahaya
nan membuat hati suka
memberi keyakinan diri
bintang-bintang tak pernah hilang

Makin baik lagi di masa mendatang
setelah lepas dari pandangan
tak terhindar pada mataku
lihatmu rindu lihatku juga

Sepak terjang satu kaki
kuraih tubuh membentang
kubelai pulau-pulau
kucium mulutmu demi cinta

(Pondok Petir,09 Januari 2015)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun