Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Ketika Senja Malam Dingin Kulihat Penghujung Hujan

18 Desember 2019   05:40 Diperbarui: 18 Desember 2019   09:56 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Sahaya ingin menikmati rasa itu. Waktu kau sampaikan berita hangat indah. Pada promosi dirimu saat kita berkenalan. Awak hendak mencangkul sebongkah hatimu. Waspada membelai semenanjung asa. Sekarang helai rindu melayang berserakan. Disembur napas angin tersengal. Tanpa kau biarkan rasa itu gersang. Jumpa wajah malam suara deras hujan dalam sajak.

Siraman hati mungkin perih. Lahan digali terangkat dari dalam. Disiplin nan tak kan pernah selesai. Meski pagi maupun musim berubah. Hamba terpaku di sebuah sudut. Kesahkan nasib hidup senantiasa menanti tak pasti. Semenjak ada janji para koordinator. Taruh kata ada waktu berbagi. Apabila itu orang akan menguasai.

Sewajarnya kaulah harapan tujuan kami. Daerah curahan hati wadah keluh kesah. Pernah hilangkah rasamu pada kami. Akibat kami tahu kau bukanlah batu. Cuma diam duduk dan tidur di tempat. Membentuk ujian sepanjang masa. Perihal suasana gelap meski pohon tumbang. Angin puyuh membelah bumi tetap kutatap senja. Ketika senja malam dingin kulihat penghujung hujan.

(Pondok Petir, 26 Nopember 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun