Puisi : Edy PriyatnaÂ
Larutanmu menimbun dimercu kepala. Memasukkan terus kelekukan permulaan. Sedemikian itu kubuka mata kecilku. Tidak ada nan dapat kutatap. Malam gulita dingin mendekap.
Pendek terdengar suara halus resonan. Senyampang dalam kuberpikir sejenak. Gelebah tulus takkan lekang oleh waktu. Kesempatan senandung pengantar tidur. Prestise tertancap dalam kalbu.
(Pondok Petir, 17 Nopember 2019)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!